Bamsoet Harap World Peace Forum di Solo Jadi Penyejuk di Tengah Eskalasi Ketegangan Global
Peristiwa | 17 November 2022, 06:30 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo atau Bamsoet menyambut baik penyelenggaraan The 8th World Peace Forum atau Forum Perdamaian Dunia ke-8 yang digelar di Solo, Jawa Tengah.
World Peace Forum diharapkan dapat menjadi penyejuk di tengah eskalasi ketegangan global dan konflik antarnegara.
Hal itu disampaikan Bamsoet dalam sambutannya pada Welcoming Dinner atau jamuan makan malam World Peace ke-8 di Sasana Handrawina, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Rabu (16/11/2022).
Mulanya, Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menuturkan, meski jamuan makan malam ini dihadiri oleh delegasi World Peace Forum yang berasal dari latar belakang budaya yang beragam, namun mereka dipersatukan oleh sebuah ikatan kebatinan, yaitu komitmen kolektif dan cita-cita bersama untuk mewujudkan dunia yang lebih adil, damai dan sejahtera.
"Ikatan kebatinan tersebut sedemikian kuat sehingga melampui sekat sekat kebangsaan dan batas-batas teritorial," kata Bamsoet.
Dia juga menyebut semangat perdamaian yang tercermin dalam World Peace Forum selaras dengan visi MPR sebagai lembaga yang menjadi representasi Rumah Kebangsaan yang menampung berbagai arus pemikiran dan aspirasi.
"Dalam kedudukannya sebagai rumah kebangsaan inilah MPR mennyambut baik dan mengapresiasi diselenggarakannya forum perdamaian dunia, karena pada hakekatnya mewujudkan tata dunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial adalah amanat dari konstitusi," jelasnya.
Dia menyebut, saat ini proyeksi masa depan global kian suram dan rentan karena berbagai ancaman krisis, baik dari pangan, energi, keuangan hingga krisis kepercayaan antar sesama komunitas global.
Namun, kehadiran World Peace Forum dinilai sebagai sebuah penegasan bahwa selalu ada secercah harapan untuk mewujudkan masa depan dunia yang lebih baik dan damai.
"Kedamaian adalah unsur fundamental dan paling esensial dari fitrah kemanusiaan kita," tegasnya.
Baca Juga: Ketika Bamsoet Berbisik ke Jokowi Izin Bangun Sirkuit Balap di IKN Nusantara
Bamsoet pun menyinggung terkait pandemi Covid-19 yang telah menggerus sendi-sendi kehidupan dalam berbagai dimensi, menyebabkan lebih dari 640 juta penduduk dunia terpapar, dan lebih dari 6,6 juta jiwa di antaranya meregang nyawa.
Pandemi, kata dia, seharusnya menyadarkan eksistensi manusia sebagai makhluk sosial yang tidak bisa selamat sendirian, dan hanya bisa selamat jika semua diselamatkan. Pasalnya, persoalan global yang sedemikian kompleks dan dinamis, terlalu berat untuk dipikul sendirian.
"Solusi pandemi bukanlah solusi individual, solusi pandemi adalah solusi bersama. Pandemi juga mengajarkan moralitas tentang pentingnya saling membantu dan saling tolong-menolong," ucapnya.
Kuncinya, lanjut Bamsoet, adalah membangun sinergi dan kolaborasi, dengan mengedepankan semangat saling menghormati, merawat toleransi, dan menjunjung tinggi prinsip keadilan dan kesetaraan.
"Harmoni dan kedamaian adalah ikhtiar masa kini yang harus terus kita perjuangkan, dan janji masa depan yang harus terus kita wujudkan. Keduanya harus selalu hadir dalam setiap lini masa perjalanan peradaban umat manusia," ujarnya.
"Harapan saya, semoga penyelenggaraan World Peace Forum ini dapat sedikit menjadi penyejuk di tengah eskalasi ketegangan global dan konflik antar negara."
World Peace Forum juga diharapkan mampu menggunggah kesadaran kolektif global, menciptakan kehidupan dunia yang lebih demokratis, harmonis, dan berkeadaban.
Para tokoh perdamaian dunia yang akan datang ke Solo berasal dari Australia, Bosnia-Herzegovina, Italia, Jepang, Lebanon, Mesir, Saudi Arabia, Singapura, Malaysia, Rusia, Vatikan, dan India. Tokoh dari Malaysia yang akan hadir yaitu Mahathir Muhammad.
Adapun acara welcoming dinner tersebut dihadiri keluarga Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa, dan Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta Prof Sofyan Anif.
Sementara delegasi World Peace Forum yang hadir antara lain, Ketua Center for Dialogue and Cooperation Among Civilizations Prof Din Syamsuddin, serta para tokoh perdamaian dunia, di antaranya dari Lebanon, Mesir, Vatican Australia, Bosnia and Herzegovina, dan lainnya.
Baca Juga: Haedar Nashir Pastikan Muktamar Muhammadiyah Tidak Bisa Diintervensi
Penulis : Isnaya Helmi Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV