> >

Satu Bulan Tragedi Kanjuruhan: 135 Nyawa Hilang, Tembakan Gas Air Mata dari Polri Disorot Kencang

Peristiwa | 1 November 2022, 12:16 WIB
Para suporter sepak bola menggotong seorang pria yang terluka dalam kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) Kini, sebulan usai Tragedi Kanjuruhan tapi belum ada kejelasan (Sumber: AP Photo/Yudha Prabowo)

"Kami tidak tahu kenapa di rekonstruksi tidak ada gas air mata, tetapi bagi Komnas HAM penyebab utama tragedi Kanjuruhan merupakan gas air mata yang ditembakkan ke tribun penonton," kata Anam, Jumat (21/10/2022).

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan, Mahfud MD: Baiknya Ketum PSSI Mundur dan Tanggung Jawab!

Sama seperti Komnas HAM, Ketua Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF), Mahfud MD, menjelaskan hasil temuan mereka terkait Tragedi Kanjuruhan ke publik pada, Jumat (14/10/2022) setelah melaporkan secara langsung hasilnya kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi 

Dalam temuan TGIPF, kata Mahfud MD, jatuhnya korban massal  dan ratusan luka-luka itu diakibatkan karena adanya gas air mata.

Mahfud mengatakan, para korban yang terinjak-injak jadi korban hingga meninggal dunia karena efek gas air mata.

"Yang mati dan cacat atau sekarang kritis, dipastikan terjadi karena karena berdesak-desakan setelah ada gas air mata yang disemprotkan. itu penyebabnya," papar Mahfud MD. 

Baca Juga: Ketua TGIPF Mahfud MD Sebut Kematian Massal Tragedi Kanjuruhan karena Setelah Ada Gas Air Mata

LPSK juga serupa, ketika mendampingi para korban, gas air mata disebut pemicu kematian bagi rekan-rekan mereka sesama suporter hingga timbulkan kepanikan dan terinjak-injak. 

"Penggunaan gas air mata telah menimbulkan kepanikan dan konsentrasi massa di pintu keluar, menyebabkan kurang oksigen, sesak napas, lemas, hingga berakhir kematian," kata Hasto Atmojo dalam Konferensi Pers LPSK terkait Tragedi Kanjuruhan Malang, disiarkan di kanal YouTube infolpsk, dipantau dari Jakarta, Kamis (13/10/2022).

Adapun Pihak kepolisian akhirnya mengungapkan, gas air mata yang digunakan adalah gas air mata kadaluwarsa. 

Kadiv Humas Polri, Dedi Prasetyo, bahkan menyebutkan, Polri kini tak lagi bakal gunakan gas air mata untuk pertandingan olah raga. 

“Ke depannya, untuk pengamanan, kami lebih mengedepankan steward," katanya kepada wartawan di Terminal 3, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (15/10/2022).

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU