Bertambah 1, Korban Tewas Tragedi Kanjuruhan Jadi 132 Orang
Peristiwa | 11 Oktober 2022, 19:16 WIBMALANG, KOMPAS.TV - Korban meninggal dunia Tragedi Kanjuruhan Malang, Jawa Timur, yang terjadi pada Sabtu (1/10/20022) malam bertambah satu orang pada hari ini, Selasa (11/10/2022).
Informasi ini konfirmasi Wali Kota Malang, Sutiaji. Dengan demikian korban tewas dalam tragedi tersebut menjadi 132 orang.
"Benar, iya informasi awal demikian (adanya penambahan korban tewas)," kata Sutiaji dikutip dari TribunJatim.com, Selasa.
Adapun korban tewas tersebut berjenis kelamin wanita bernama Helen Prisela (20) asal Desa Amadanom, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Helen meninggal setelah sempat dirawat di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA), Kota Malang.
Sementara itu, berdasarkan keterangan salah satu dokter RSSA, dr Arie Zainul Fatoni, Helen meninggal pada pukul 14.25 WIB, karena mengalami gagal napas akut.
"Jam 14.25 karena oksigenasi ke paru-paru sangat jelek sekali karena hipoksia, gagal napas akut atau kalau dalam kedokteran namanya akut respiratori distres sindrom berat atau dalam bahas awam yakni gagal napas akut," kata Zainul dikutip dari Kompas.com, Selasa.
Baca Juga: 3 Polisi Tersangka Tragedi Kanjuruhan Batal Diperiksa, Ini Penyebabnya
"Disebabkan karena injury di luar paru-paru, biasanya karena multitrauma pada Mbak Helen, sehingga mengakibatkan komplikasi berupa injury atau cedera di paru-paru."
Korban sendiri telah mendapat perawatan selama 10 hari terakhir. Dari awal perawatan, kata dia, korban sudah dalam keadaan kritis.
"Dari awal memang agak kritis, cuma dalam perjalanannya dikabarkan ada perburukan," jelasnya.
Perlu diketahui, total korban meninggal dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan yang sebelumnya 131 jiwa, saat ini menjadi 132 orang.
Diberitakan sebelumnya, tragedi Kanjuruhan, terjadi pada Sabtu (1/10) lalu, setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya berakhir dengan kekalahan tuan rumah 2-3.
Tragedi Kanjuruhan ini bermula saat suporter Arema memasuki lapangan. Hal itu justru direspons polisi dengan menembakkan gas air mata, yang juga ditembakkan ke arah tribun.
Sontak hal ini pun memicu kepanikan dan membuat massa berdesak-desakan dan terinjak-injak saat berusaha keluar dari stadion.
Baca Juga: Kata PSSI usai Temui TGIPF: Kami Tidak Sempurna, Pasti Perlu Masukan
Penulis : Isnaya Helmi Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Tribunjatim.com/Kompas.com