Siapa Nasruddin Hoja yang Kaya dengan Humor Sufi, Fiksi atau Nyata?
Peristiwa | 2 September 2022, 06:13 WIBBaca Juga: Syekh Yusuf Al-Makassari, Ulama, Sufi dan Pahlawan RI Peletak Dasar Islam di Afrika Selatan
Sosok Konyol, Cerdas dan Penuh Hikmah
Hidup Nasruddin memang penuh lelucon. Publik dunia mengingatnya sebagai insan yang kocak, konyol tapi cerdas dan melegenda, dari jazirah Arab, Persia, Eropa, Asia Tengah hingga Indonesia. Entah sudah berapa bahasa yang menerjemahkan buku-buku Nasruddin ke seluruh dunia.
Dalam banyak khazanah Timur Tengah, orang menyebutnya dengan bermacam nama.
Di Turki ia disebut Nasreddin Hoca, Nasrudddin Khwaja di Persia, Iran. Di Saudi dikenal dengan Juha Nasruddin , Nasruddin Mala bagi masyarakat Urdu, Nasrudddin Hoja bagi masyarakat Bosnia dan lain sebagainya.
Nasruddin memang bak dongeng bahkan legenda, dikenang sebagai orang yang penuh ide, jenaka dan konyol bahkan tokoh sufi.
Penulis dan traveler, Agustus Wibowo, pernah mengunjungi makam Nasrudin, tapi bukan di Turki, tapi di Bukhara, Uzbekistan. Sosok ini juga dikenal di daerah itu dan memang, di pelbagai daerah dengan kebudayaan yang macam-macam.
"Saya duduk di atas sebuah dipan, di depan patung Nasruddin dan keledainya, menyeruput teh hijau hangat menemani daging kebab, pangsit mantu, dan roti nan bersama seorang kakek Tajik. Wajah sang kakek yang berkerut-kerut dengan jenggot putih tipisnya, ditambah jubah chapan yang bergaris-garis dua warna, membuatnya semakin mirip sang Hoja," tulis Agustunis.
Meskipun kebanyakan menggambarkan Nasruddin berada di lokasi desa yang kecil, beberapa kisah lain menggunakan konsep masa hidup Nasruddin tidak dibatasi waktu.
Mereka melengkapi folklore-nya dengan kebijaksanaan ringkas tetapi tajam. Manuskrip Nasruddin tertua disebutkan pada tahun 1571
Nasruddin sering muncul sebagai tokoh bertingkah-laku aneh dalam berbagai tradisi rakyat Albania, Arab, Armenia, Azerbaijani, Bengali, Bosnia, Bulgaria, China, Yunani, Gujarati, Hindi, Italia, Kurdistan, Pashtun, Persia, Romania, Serbia, Rusia, Turki, dan Urdu.
UNESCO pda Tahun 1996–1997 mengumumkan adaya Tahun Internasional Nasruddin dan hingga kini pada sekiar bulan Juli kerap diperingati oleh masyarakat di pelbagai dearah, khususnya di wilyah Turki maupun Uzbekistan.
Anekdot-anekdotnya sering dianggap sebagai salah satu cara yang paling satir untuk mengenal diri sendiri secara lebih mendalam.
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV