> >

AHY Beberkan Masalah Pesta Demokrasi di Indonesia, Salah Satunya Politik Uang

Rumah pemilu | 3 Agustus 2022, 18:12 WIB
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (Sumber: Kompas.tv/Ant)

JAKARTA, KOMPAS TV - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berharap gelaran Pilpres 2024 mendatang bisa melahirkan pemimpin yang mampu membawa perubahan untuk Indonesia lebih baik di masa yang akan datang. 

"Hal ini bukan merupakan sebuah keniscayaan, tetapi juga, amanah sejarah, lintas generasi, lintas kepemimpinan, jadi memang sudah sewajarnya seperti itu,” kata AHY dalam keterangan tertulis yang dikutip, Rabu (3/8/2022). 

Baca Juga: Demokrat Klaim Surya Paloh Dorong AHY untuk Maju di Pilpres 2024

Menurut dia, sebenarnya bukan masalah dua atau tiga poros lebih baik, atau berapa pun jumlahnya, karena pada akhirnya kalau tidak melihat sumber masalah, maka berapa pun jumlah poros, siapapun yang mengikuti pemilu, maka bisa menimbulkan prahara sekaligus polarisasi. 

AHY menilai ada tiga permasalahan demokrasi di Indonesia. Pertama adalah money politics atau politik uang. 

"Di sini banyak generasi muda, saya juga mengajak, mari kita sama-sama kawal pemilu ini agar tidak terjadi eksploitasi politik uang yang berlebihan, vote buying, ini bahaya, karena hanya mereka yang memiliki uang akhirnya, yang bisa menguasai politik dan pada akhirnya mengawaki negara kita,” ungkap AHY.

Yang kedua permasalahannya adalah politik identitas. 

“Bukan sesuatu yang baru memang, sejak dulu sudah ada, tetapi jika dieksploitasi secara berlebihan, politik agama, suku, ras dan identitas lainnya, maka ini berbahaya. Ini hanya menimbulkan perpecahan di antara kita dan sentimen itu akan diteruskan ke generasi selanjutnya, anak cucu kita, costnya terlalu tinggi,” jelasnya.

Terakhir, politik fitnah, hoaks, fake news, black campaign, ini juga selalu menjadi masalah bersama, serta kita tenggelam dalam tsunami informasi dan sekaligus disinformasi. 

"Oleh karena itu mari kita memiliki sebuah mekanisme sebagai bangsa untuk melawan itu semua, jangan dibiarkan, bangsa kita dihancurkan oleh perilaku buzzer-buzzer yang hanya ingin meruntuhkan persatuan di antara kita."

"Kalau kita berkomitmen semua itu, dua pasang, tiga pasang, empat pasang, atau berapa pun, Indonesia tidak akan pecah, dan pemilu kita berkualitas dan Indonesia akan semakin maju ke depan,” ujar AHY.

AHY juga kembali menegaskan komitmennya dalam mencegah polarisasi saat Pemilu 2024 nanti. 

“Kita harus terus membangun literasi politik. Sama seperti yang lain, terutama bagi generasi muda, jumlahnya semakin besar, diperkirakan generasi milenial ditambah dengan generasi Z, termasuk pemilih pemula di dalamnya, akan berada di komposisi 60% dari total jumlah pemilih di 2024, jumlahnya besar, mereka yang paling aktif, dan mereka yang paling dinamis, termasuk di dalam ruang digital democracy,” katanya.

Generasi muda Indonesia menurutnya, semakin memiliki kecerdasan dalam berpolitik dan berdemokrasi. 

Baca Juga: Demokrat Beri Sinyal akan Berkoalisi dengan Nasdem dan PKS di Pilpres 2024

“Yang saya maksud dengan literasi, bukan hanya meningkatkan jumlah partisipasi dalam pemilu, atau hanya dihitung dengan secara kuantitatif dalam aspek voters turn out, itu penting, saya yakin kita semua akan semakin senang jika semakin banyak yang datang ke TPS, tapi pada akhirnya, demokrasi tidak boleh dihitung hanya dari regularitas penyelenggaraan pemilu."

"Itu tadi syarat minimal, betul, tetapi bukan hanya dihitung dari jumlah yang datang ke TPS, itu juga salah satu parameter, tetapi, kualitasnya bagaimana? Kualitas dan rasionalitas dari sang pemilih untuk menggunakan haknya, haknya untuk memilih pemimpin. Harapannya tentu kita mengisi ruang itu bersama-sama,” ujar AHY. 

Penulis : Fadel Prayoga Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU