> >

Ini Alasan Pesawat Presiden Jokowi Berputar-putar Saat Tiba di Jerman

Peristiwa | 27 Juni 2022, 20:20 WIB
Presiden Joko Widodo dan Iriana tiba di Munich International Airport, Munich, Jerman, Minggu (26/6/2022). (Sumber: ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pesawat Garuda Indonesia (GIA-1) yang ditumpangi Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan rombongan sempat berputar-putar saat tiba di Munich, Jerman.

Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin mengungkapkan alasan pesawat yang ditumpangi Jokowi berputar-putar karena sampai lebih cepat dari perkiraan.

Baca Juga: UIN Jember Gelar Diskusi Meneladani Pemikiran Kebangsaan KH. Achmad Siddiq

"Hal itu berkaitan dengan waktu ketibaan di Munich, Jerman, di mana pesawat GIA-1 diperkirakan tiba lebih cepat dari slot waktu yang disediakan," kata Bey saat dihubungi dari Jakarta, Senin (27/6/2022).

Bey menuturkan, penerbangan di sekitar wilayah Munich, Jerman, itu dilakukan agar waktu pendaratan pesawat Presiden Jokowi tepat sesuai jadwal.

"Agar kedatangan pesawat GIA-1 sesuai dengan jadwal yang ditetapkan, pilot melakukan holding guna menyesuaikan waktu ketibaan," ujarnya.

"Dengan tetap mengutamakan aspek keselamatan, keamanan dan kenyamanan penerbangan."

Baca Juga: Pemain Sepak Bola Bojonegoro dan Malang Adu Jotos di Lapangan

Tindakan pilot pesawat GIA-1 tersebut, lanjut Bey, sudah dikomunikasikan dan disetujui oleh Sekretaris Militer Presiden Marsda TNI M. Tonny Harjono yang turut serta dalam penerbangan tersebut.

Presiden Jokowi dan rombongan tiba di Munich International Airport pada Minggu (26/6/2022) sekitar pukul 18.40 waktu setempat.

Cuaca cerah di Munich terpantau sekitar 28 derajat celcius saat Presiden Jokowi dan rombongan tiba di Ibu Kota Negara Bagian Bavaria tersebut.

Setelah pintu pesawat terbuka, Presiden Jokowi dan Iriana menuruni tangga pesawat dengan disambut oleh Menteri Urusan Eropa dan Internasional Negara Bagian Bavaria Melanie Huml.

Baca Juga: Nikita Mirzani Jalani Pemeriksaan Propam Mabes Polri Terkait Laporanya

Juga turut dalam penyambutan itu yakni Duta Besar RI untuk Jerman Arif Havas Oegroseno dan Atase Pertahanan RI Kolonel Budi Wibowo.

Presiden Jokowi diagendakan mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Istana Elmau, Jerman.

Kunjungan tersebut adalah rangkaian kunjungan luar negeri ke empat negara yakni Jerman, Ukraina, Rusia, dan Persatuan Emirat Arab.

"Setelah dari Jerman, saya akan mengunjungi Ukraina dan akan bertemu dengan Presiden Zelensky," kata Presiden dalam keterangannya sebelum lepas landas di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Minggu (26/6/2022).

Baca Juga: Chariman RANS: Trofeo Ronaldinho Salah Briefing, Harusnya Fun Game Malah Jadi Adu Kungfu

"Misinya adalah mengajak Presiden Ukraina, Presiden Zelensky, untuk membuka ruang dialog dalam rangka perdamaian untuk membangun perdamaian, karena memang perang harus dihentikan dan juga yang berkaitan dengan rantai pasok pangan harus diaktifkan kembali."

Usai mengunjungi Ukraina, Presiden Jokowi dijadwalkan menuju Rusia untuk bertemu dengan Presiden Vladimir Putin.

Pada kesempatan tersebut, Presiden Jokowi mengusung misi perdamaian yang sama dan mengajak Presiden Putin untuk membuka ruang dialog dan menghentikan perang Rusia dan Ukraina.

Sebelumnya, pengamat penerbangan Gerry Soejatman dalam akun Twitter @GerryS yang diunggah Minggu menyebutkan, pesawat GIA-1 berputar 360 derajat di sekitar perbatasan Iran dan Turki, berdasarkan pantauan situs pelacak penerbangan Flightradar 24.

Baca Juga: Malaysia Open 2022: Putri KW Punya Kans Berhadapan dengan Idolanya dari Spanyol

"OK, can someone tells me what was going on here? It's carrying the #president... things like this raises questions... why the 360 turn? #Indonesia," tulis Gerry.

Dia juga menyebut pesawat GIA-1 adalah the 2nd most monitored flight  di situs pelacak penerbangan itu.

Ia memperkirakan kegiatan pesawat berputar atau holding di perbatasan negara biasanya karena masalah izin penerbangan (flight permit) atau persetujuan penerbangan (flight approval) untuk melintas di atas negara yang akan dilalui.

Baca Juga: BPOM Perlu Bentuk Tim untuk Nilai Hasil Penelitian Penggunaan Ganja untuk Medis

 

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU