Rahasia di Balik Reshuffle ala Jokowi
Aiman | 20 Juni 2022, 07:10 WIBAda sejumlah pertanyaan terkait dengan langkah kuda Presiden Jokowi merombak kabinetnya. Ada sejumlah fakta yang menarik untuk dicermati. Selain Ibu Kota Negara (IKN), ada Pemilihan Presiden (Pilpres) yang dituju?
Reshuffle & Pilpres 2024
Pelantikan lima menteri dan wakil menteri pada Rabu lalu, menarik untuk dicermati. Konon ada rahasia yang terkandung di dalamnya.
Jika soal Ibu Kota Negara telah dibuka pernyataannya oleh Presiden Jokowi, maka ada satu hal yang belum diungkapkan, Pilpres 2024, benarkah?
Awal mula dari pelaksanaan reshuffle kabinet kali ini adalah latar belakang ekonomi yang hendak dituju.
“Ini untuk membuat kabinet bekerja lebih lincah,” kata Pramono Anung saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (15/6/2022).
Ia mengatakan, permasalahan yang mengemuka saat ini tidak hanya semata-mata terkait Kemendag.
“Persoalan pangan dan inflasi juga menjadi persoalan di kita. Maka refreshing diperlukan,” tutur Pramono.
Meski demikian muncul pertanyaan, mengapa hanya ada satu menteri bidang ekonomi yang diganti? Hanya Menteri Perdagangan.
Sementara pada kesempatan lainnya, penunjukan Menteri Agraria & Tata Ruang kepala Badan Pertanahan Nasional dan wakilnya juga diganti, yakni Hadi Tjahjanto mantan Panglima TNI dan Raja Juli Antoni, pimpinan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Kepada kedua pejabatnya, Presiden meminta agar persoalan reforma agraria termasuk permasalahan lahan di Ibu Kota Negara bisa selesai dengan baik.
"Tugas saya yang pertama adalah menyelesaikan sertifikat milik rakyat yang sampai saat ini sudah terealisasi sebanyak 81 juta (bidang). Kedua adalah masalah tumpang tindih lahan," kata Menteri Hadi Tjahjanto dikutip dari Antara, Kamis (16/6/2022).
"Yang ketiga adalah terkait dengan tanah di IKN yang sudah disampaikan tadi, itu agak segera kita selesaikan," tambah Hadi Tjahjanto.
Lalu apa kaitan adanya Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan, masuk ke dalam kabinet?
Reshuffle untuk Siapa
Padahal komposisi koalisi parlemen saat ini adalah menguasai tiga perempat parlemen. Ditambah PAN dan diperkuat jadi menteri di Kabinet Presiden Jokowi, maka kekuatannya bertambah menjadi di atas 80 persen. Tersisa hanya PKS dan Partai Demokrat.
Apa pun yang terjadi, faktanya kini, semua Ketua Umum Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), Golkar, PPP, dan PAN, semuanya lengkap mendapatkan jatah menteri. Padahal koalisi terbaru dan pertama kali dalam sejarah Pilpres 2024 ini, (KIB) baru dibentuk bulan Mei lalu.
Pertanyaannya, untuk apa?
Sejumlah kalangan memprediksi, KIB adalah sekoci untuk Ganjar Pranowo menuju Pilpres 2024. Meski semua anggota koalisi telah membantahnya.
Ganjar Pranowo (termasuk Anies Baswedan), memang tidak ada yang bisa menjamin untuk bisa maju Pilpres 2024, karena belum ada satu partai atau koalisi partai pun yang cukup syarat untuk mengajukan mereka ke bursa Pilpres.
Maka sangat relevan KIB dibentuk sebagai sekoci bagi Ganjar.
Logika Electoral & Coattail Effect
Saat ini mungkin dibantah, tapi gerak gerik dari semua yang ada, sulit untuk mengelak. Politik memang bukan hitam putih.
Apa yang ada di panggung depan, belum tentu sama dengan yang sesungguhnya ada, alias situasi panggung belakang. Tetapi satu hal, gejala-gejalanya bisa dengan terang terbaca.
Apakah benar atau tidak, bergantung pada skenarionya. Ke depan, jika tingkat keterpilihan tinggi, maka menurut logika elektoral, tak mungkin sosok itu ditinggalkan.
Ada keuntungan soal siapa yang mengusungnya bagi partai politik dengan teori efek ekor jas (Coattail Effect), atau bagi individu alias pejabat hingga taipan yang mendorongnya untuk maju.
Bagaimana menurut Anda?
Saya Aiman Witjaksono...
Salam!
Penulis : Redaksi-Kompas-TV
Sumber : Kompas TV