> >

Kisah Afandi, Penjual Pentol asal Nganjuk yang Bisa Berangkat Haji 2022

Peristiwa | 9 Juni 2022, 14:43 WIB
Afandi saat menjajakan pentol miliknya, berkat itu juga ia berhasil naik haji dan termasuk jemaah yang berangkat 2022 ini (Sumber: Kompas.com/Usman Hadi)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Bagi Afandi (62) berhaji adalah impian dan ia pun memupuk mimpi itu sejak lama. Setelah berjuang lama, ia pun ‘dipanggil’ untuk bisa berangkat haji 2022 tahun ini.

Perjuangan Afandi untuk bisa menjadi salah satu jemaah haji dari total dari 100.051 calon haji sebagaimana kuota dari Arab Saudi untuk Indonesia tersebut tidaklah mudah.

Setiap hari, ia mengumpulkan uang dari usahanya berjualan pentol sedikit demi sedikit agar bisa berhaji ke tanah suci.

Selain berjualan pentol, ia pun menyisihkan gajinya sebagai guru honorer yang tak seberapa. Pentol sendiri adalah jajanan mirip bakso tapi tanpa kuah bakso sebagaimana yang kita kenal.

Biasanya, pentol-pentol ini djajakan di sekolah-sekolah. Afandi pun menyisihkan hasil berjualan pentol itu hingga pada tahun 2010, Warga Desa Tanjungtani, Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur ini membulatkan tekad untuk mendaftar haji.

“Insya Allah nanti tanggal 10 (Juni) kita berangkat ke Arab,” kata Afandi dikutip dari Kompas.com pada Kamis (9/6/2022).

Afandi lantas mengisahkan perjuangannya tersebut yang penuh liku. 

Tiap bulan, kata Afandi, ia harus menabung minimal sebesar Rp 500.000. Lantas, setelah daftar, ia pun giat bekerja dan melakukan kerja apa saja.

“Setelah saya daftar haji, saya terus menabung tiap bulan, sedikit-sedikit dari hasil jualan es lilin dan jualan jajan-jajan di sekolah maupun di tempat (lainnya),” tutur Afandi.

Afandi pun cerita, ia istikamah atau konsisten menyisihkan uang hasil jualannya.

“Kami sekeluarga, sama istri saya semangat terus tiap bulan, kami menabung mulai tahun 2010 sampai 2018 sudah lunas, tiap bulan kami menabung Rp 500.000,” lanjut dia.

Baca Juga: Petugas Bandara Sita Cobek, Palu dan Paku Jemaah Haji: Takut Disalahgunakan

Sempat Gagal Berangkat 

Afandi yang merupakan Guru honorer di SMK Al Asyariyah Prambon itu akhirnya mendapat undangan dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Nganjuk dan diproyeksikan berangkat tahun 2020.

“Ternyata tahun 2020 itu gagal tidak jadi berangkat karena ada musibah internasional yaitu corona,” ujarnya.

Setelah pandemi mereda, Afandi kembali dipanggil untuk berangkat haji tahun ini.

“Alhamdulillah saya katut (Ikut terdaftar-red), nama saya bisa tahun ini naik haji ke Makkah. Namun istri saya enggak katut, karena daftarnya dulu tidak sama (tidak berbarengan),” ujarnya.

Istrinya sendiri nanti berangkat pada 2023.

Meski agak kecewa karena tidak bisa berangkat bersama, istri Afandi sudah ikhlas dan memahami.

“Akhirnya istri saya memahami, dan menyadari bahwa Insyaallah tahun depan tahun 2023 nanti bisa naik haji ke Makkah,” kata dia.

Itulah kisah Afandi dan istri yang gigih demi cita-cita untuk pergi haji dan akhirnya dipanggil ke Tanah Suci pada gelaran haji 2022 ini. 

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Desy-Afrianti

Sumber : kompas.com


TERBARU