Sertu Bayu Diduga Tewas Dianiaya 2 Perwira, Panglima TNI Cium Gelagat Tak Beres: Sengaja Dilambatkan
Hukum | 7 Juni 2022, 12:19 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menaruh perhatian serius terhadap kasus tewasnya anggota TNI bernama Sertu Marctyan Bayu Pratama.
Diketahui, Sertu Bayu meninggal dunia pada 8 November 2021 lalu saat bertugas di Timika, Papua. Korban tewas diduga karena dianiaya oleh dua perwira TNI berpangkat letnan satu (lettu) dan letnan dua (letda).
Baca Juga: Jenderal Andika Jawab Kritik soal TNI Distribusikan Minyak Goreng: Biar Cepat, Tak Lebih dari Itu
Menanggapi kasus tersebut, Jenderal Andika mencium ada gelagat tidak beres dalam penanganan kasus pembunuhan itu.
Jenderal Andika menduga ada pihak yang sengaja membuat proses penyelidikan kasus ini berjalan lambat.
Bahkan, kata dia, kasus pembunuhan ini sengaja ditutup-tutupi atau tidak transparan dalam proses penegakannya. Ia pun menegaskan bakal memberikan konsekuensi.
“Kalau saya sinyalir, ada bukti cukup kuat adanya kesengajaan melambat-lambatkan atau bahkan tidak membuka secara terang, maka saya berikan konsekuensi,” kata Jenderal Andika dikutip dari Tribunnews.com pada Selasa (7/6/2022).
Baca Juga: Pesta Pernikahannya Rusuh, Anggota TNI Lepas Tembakan Malah Lukai Rekannya dan Tewaskan Adik Ipar
Meskipun ada yang sengaja memperlambat, Jenderal Andika memastikan bahwa proses hukum terhadap kasus tersebut akan terus berjalan. Jenderal Andika berjanji akan terus mengawal kasus pembunuhan tersebut.
“Saya janji, saya akan kawal seperti halnya kasus hukum yang sudah terjadi kemarin,” ucap dia.
Lebih lanjut, Andika mengatakan polisi militer sebelumnya telah melimpahkan berkas perkara kasus tersebut ke Oditurat Militer Jayapura pada 13 Desember 2021.
Selanjutnya, Oditurat Militer Jayapura baru melimpahkan ke Oditurat Militer Jakarta pada 25 Mei 2022.
Baca Juga: TNI AL Musnahkan 179 Kg Kokain yang Mengapung di Selat Sunda
Setelah berkas sampai di Oditurat Militer Jakarta, Andika kemudian memerintah oditur jenderal untuk menelusuri kasus tersebut.
“Selidiki apa yang terjadi karena saya ingin tahu apa yang terjadi,” ujar Jenderal Andika.
Sebelumnya, seorang ibu bernama Sri Rejeki (50), warga Solo, Jawa Tengah, terus berjuang mencari keadilan.
Ia masih ingin mencari tahu kebenaran di balik kematian putranya bernama Sertu Marctyan Bayu Pratama saat bertugas di Timika, Papua.
Pada Juni 2021, anaknya mendapatkan tugas ke Timika. Namun, pada tanggal 8 November 2021, anaknya pulang dalam keadaan tak bernyawa.
Baca Juga: Dihadiri oleh Megawati Hingga Panglima TNI, BIN Resmikan "Smart Campus" di STIN Bogor
Sri menduga ada hal yang janggal terkait kematian anaknya Sertu Marctyan Bayu Pratama tersebut. Karena itu, ia meminta dilakukan autopsi ulang.
"Saya minta autopsi ulang, tapi petugas justru hanya memberikan janji akan diberi hasil autopsi," kata Sri Rejeki pada Kamis (2/6/2022).
Sri mengaku dua hari sebelum mendapat kabar anaknya tewas, dia sempat melakukan komunikasi melalui video call.
Dalam perbincangan itu, Sri menyebut korban tampak sehat. Namun, setelah itu ia justru dikabarkan bahwa putranya telah meninggal dunia.
Baca Juga: Motif Pembunuhan Pria di Tangerang: Pelaku Sakit Hati Kakaknya Ditawari Rp300 Ribu untuk Bersetubuh
"Anak saya dipulangkan dari Timika dan dimakamkan di TPU Pracimaloyo," ujarnya.
Selama prosesi pemakaman, dia sempat tak diizinkan melihat jasad putranya. Setelah berhasil mendapat izin, Sri akhirnya diperbolehkan melihat putranya.
Namun, betapa kagetnya Sri melihat jenazah putranya yang saat itu penuh luka lebam. Sri menduga bahwa kematian anaknya tidak wajar dan ada unsur pidana.
Ia pun akhirnya mencari informasi mengenai penyebab kematian anaknya. Hasilnya, Sertu Bayu tewas lantaran dianiaya oleh dua oknum seniornya di Timika.
Baca Juga: Jenderal TNI Dudung Abdurachman Beri Penghargaan Kepada 34 Personel TNI AD yang Ikut Tim SEA Games
"Kalau kabarnya, oknum itu berpangkat letnan. Kasus ditangani otmil Jayapura," kata dia.
"Namun, tanggal 25 Mei lalu, kabarnya diserahkan ke Pengadilan Militer di Jakarta.”
Akan tetapi, Sri mengaku heran karena belum ada tindakan serius terhadap kedua oknum senior anaknya tersebut.
Adapun Sri mengetahui belum ada tindakan serius itu setelah melihat unggahan seorang oknum di salah satu media sosial.
Baca Juga: Jurnalis The Guardian & Ahli Suku Adat Hilang di Pedalaman Hutan Amazon
Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Tribunnews.com