Pastikan Kesehatan Jemaah Haji di Tanah Suci, Kemenkes Monitor dengan Gelang dan Aplikasi Telejemaah
Agama | 3 Juni 2022, 09:44 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV — Sebanyak 35,81 persen dari 100.051 jemaah calon haji asal Indonesia kondisi kesehatannya dikategorikan berisiko tinggi.
Mereka diketahui memiliki sejumlah penyakit, seperti jantung, hipertensi, dan penyakit penyerta lainnya. Kondisi kesehatan mereka akan dipantau intensif oleh tenaga kesehatan pendamping.
Terkait hal itu, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Budi Sylvana akan menggunakan aplikasi Telejemaah dan gelang yang berfungsi seperti smart watch atau wrist band.
Artinya, jemaah akan terpantau dari alat tersebut terkait beberapa indikator kesehatan jemaah, seperti detak jantung, saturasi oksigen, dan peringatan waktu minum untuk menghindari dehidrasi.
“Petugas difokuskan pada jemaah yang berisiko tinggi dahulu. Teknologi juga digunakan untuk memonitor kesehatan jemaah,” kata Budi Sylvana seperti dikutip Kompas.id, Kamis (2/6/2022).
Tak hanya dengan teknologi, Kemenkes juga akan tetap melakukan pendampingan langsung melalui tenaga kesehatan yang bertugas.
Baca Juga: Kemenkes Pastikan 95,7 Persen Calon Jemaah Penuhi Syarat Berangkat Haji
Lebih lanjut, Budi menjelaskan gelang smart watch itu akan dipasangkan ke tangan jemaah selama mengikuti ibadah haji di Arab Saudi.
Pemantauan terhadap indikator kesehatan tersebut menjadi parameter dalam pemeriksaan kesehatan secara rutin.
Guna mendukung kondisi kesehatan jemaah selama beraktivitas di Tanah Suci, Kemenkes juga membuka 296 titik layanan kesehatan di Arab Saudi.
Petugas penyelenggara ibadah haji (PPIH) yang diberangkatkan terdiri dari dokter, dokter spesialis, dokter bidang gizi, perawat, dan tenaga kesehatan lain.
Budi menyebutkan, hingga Kamis siang, sebanyak 95.702 atau 95,7 persen jemaah sudah merampungkan pemeriksaan kesehatan. Sebanyak 95 persen jemaah telah divaksin Covid-19 dosis lengkap dan 95,7 persen divaksin meningitis.
“Masih ada waktu satu bulan tersisa (melengkapi vaksinasi) karena pemberangkatan haji kloter terakhir akan dilaksanakan pada 3 Juli mendatang,” ucapnya.
Budi menuturkan, hasil negatif Covid-19 tes PCR menjadi syarat untuk memasuki Arab Saudi. Hasil tes harus sudah diperoleh 72 jam sebelum waktu keberangkatan.
Jika hasil tes positif, keberangkatan jemaah akan ditunda pada pemberangkatan berikutnya.
“Namun, jika hingga hari terakhir (3 Juli 2022) jemaah belum juga sembuh, otomatis tidak bisa diberangkatkan tahun ini. Tes ini tidak bisa ditawar lagi sebagai syarat masuk,” jelasnya.
Budi menambahkan, sekitar 18 ton obat-obatan untuk mendukung kesehatan jemaah haji asal Tanah Air juga sudah tiba di Arab Saudi. Obat tersebut terdiri dari 173 item obat.
Baca Juga: Sanksi Berat Haji Tanpa Izin, Deportasi dari Arab Saudi Selama 10 Tahun
Penulis : Nurul Fitriana Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas.id