> >

Gus Yahya: NU Tidak Boleh Jadi Senjata Kompetisi Politik

Politik | 23 Mei 2022, 17:30 WIB
Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya saat menyampaikan tausiyah di BKN PDIP. (Sumber: Tangkapan layar Youtube BKN PDIP)

Sebelumnya pada 16 Mei lalu, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar memamerkan desain kaos rancangan Kiai Imam Jazuli yang bertuliskan “Warga NU Kultural Wajib Ber-PKB. Struktural, Sakarepmu!” di akun Twitter dan Instagramnya.

Kemudian unggahan yang sarat makna dalam dinamika politik itu, viral dan menjadi perbincangan.

Seperti diwartakan KOMPAS.TV sebelumnya, Imam Jazuli adalah kiai NU yang mengasuh Pesantren Bina Insan Mulia Cirebon dan merupakan pengurus PBNU 2010-2015.

Kiai Jazuli ini dianggap yang memelopori gerakan "NU kultural wajib ber-PKB" yang ramai diperbincangkan.

Baca Juga: Heboh Cak Imin Pamer Warga NU Kultural Wajib ber-PKB, Ini Kata Pengamat

Dalam banyak kolom tulisannya di Tribunnews, misalnya, Kiai Jazuli kerap mengingatkan ada pihak-pihak yang tidak ingin PKB dan PBNU bersatu lagi. 

"Saya kadang membayangkan, jika warga Nahdiyyin yang konon berjumlah 80 juta itu, 30 % nya saja sadar politik yaitu dengan ber PKB, tentu PKB akan menjadi pemenang pemilu di 2024, dan itu akan menjadi kemenangan Nahdiyyin," tulisnya.

Tapi menurutnya, kesadaran politik seperti itu pasti tidak disenangi banyak pihak. Ia menduga ada pihak yang didorong untuk memisahkan NU dengan politik/PKB.

"Dengan mencairkan politik warga NU menjadi multi partai (bebas partai apa saja), tujuannya agar lemahnya partai politik milik NU sehingga secara politik NU lemah. Itu hanya dugaan saya saja sebagai orang yang awam politik,” jelasnya.

 

Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU