Kisah Badak Sumatera Rosa, 8 Kali Keguguran dan Punya Perilaku Berbeda dari Satwa Liar Lain
Peristiwa | 28 Maret 2022, 19:34 WIBWAY KAMBAS, KOMPAS.TV - Badak Sumatera betina bernama Rosa adalah induk dari anak badak yang lahir 24 Maret kemarin di Suaka Badak Sumatera, Taman Nasional Way Kambas.
Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) saat ini statusnya sangat kritis dan terancam punah menurut Uni Internasional untuk Konservasi Alam (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources).
Menurut berbagai informasi ilmiah, jumlah Badak Sumatera secara total saat ini kurang dari 80 ekor, baik di dalam suaka maupun di habitat asli mereka.
Ada yang spesial dari Badak Rosa. Perilakunya sangat berbeda dengan satwa liar lain yang hidup di habitat aslinya.
Inilah kisah Rosa, seperti dilaporkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Senin (28/3/2022).
Sejak 2004, badak Rosa sering muncul di jalan, kebun, kampung, dan bertemu dengan kendaraan serta manusia di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.
Perilaku badak Rosa yang tidak takut dengan manusia berpotensi mengancam keselamatannya, serta kemungkinan terjangkit penyakit dari hewan ternak.
Untuk itu, diputuskan bahwa badak Rosa perlu diselamatkan dan ditranslokasi. Sejak 25 November 2005, badak Rosa mulai menempati SRS TNWK.
Program reproduksi badak Rosa menemui tantangan disebabkan perilakunya yang lebih merasa aman ketika dekat dengan manusia.
Baca Juga: Perburuan Liar Badak Afrika Melonjak, Pertama Kalinya Sejak 7 Tahun Terakhir
Kurangnya intensitas perkawinan dan tidak bunting dalam waktu bertahun-tahun memicu munculnya fibroid rahim (myom).
Sejak dipindahkan ke SRS TNWK pada 2005, badak Rosa baru bisa dikawinkan setelah sepuluh tahun, sekitar tahun 2015, dan berhasil mendapatkan kebuntingan pertama pada 2017.
Tercatat badak Rosa sudah delapan kali mengalami keguguran sejak pertama bunting sampai 2020.
Kelahiran kali ini merupakan hasil dari kebuntingan badak Rosa yang kesembilan, dengan masa kebuntingan 476 hari, sejak Desember 2020 hingga Maret 2022.
Berdasarkan keterangan Drh. Zulfi Arsan, selama kebuntingan badak Rosa mendapatkan pemberian tambahan hormon penguat janin hingga menjelang masa melahirkan.
Pemeriksaan kesehatan kebuntingan juga dilakukan secara rutin dengan menggunakan alat Ultrasonografi (USG).
Di samping itu, pemberian pakan yang baik dan cukup, serta pemantauan perilaku juga dilakukan untuk mendukung kebuntingan ini.
Kelahiran anak badak sumatera menunjukkan kepada dunia keberhasilan upaya konservasi spesies mamalia besar.
Baca Juga: Tokoh Konservasi Badak Indonesia, Widodo S. Ramono, Meninggal Dunia
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada Senin (28/3/2022) mengumumkan kelahiran seekor Badak Sumatera betina di Suaka Badak Sumatera.
Binatang yang terancam punah itu lahir di Taman Nasional Way Kambas pada Kamis, 24 Maret 2022 pukul 11.44 WIB.
Anak Badak Sumatera itu lahir dari induk bernama Rosa dengan jantan bernama Andatu.
“Kelahiran Badak sumatera ini merupakan sebuah kabar gembira di tengah upaya Pemerintah Indonesia dan mitra kerja meningkatkan populasi badak sumatera,” kata Wiratno, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Wiratno menyampaikan, kelahiran anak badak Rosa ini menambah jumlah badak yang berada di dalam SRS TNWK menjadi delapan ekor.
Selain badak Rosa, badak lain yang saat ini menempati SRS TNWK adalah Bina (betina), Ratu (betina), Andalas (jantan), Harapan (jantan), Andatu (jantan), dan Delilah (betina).
"Dengan kelahiran anak badak Rosa di SRS TNWK ini, kita menaruh harapan untuk terus mendapat kabar bahagia dari kelahiran-kelahiran badak sumatera lainnya di masa depan,” ujar Wiratno.
Menteri LHK Siti Nurbaya dilaporkan menghargai langkah-langkah dan kepemimpinan lapangan Dirjen KSDAE Wiratno, yang terus berkomitmen menjaga dan mengelola secara lestari keanekaragaman hayati, untuk kepentingan nasional dan dunia, masa kini dan mendatang.
Selain kelahiran seekor anak Badak Sumatera, Badak Jawa juga mencatat kesuksesan upaya konservasi, dengan kelahiran lima ekor anak Badak Jawa di habitat alaminya di Taman Nasional Ujung Kulon pada 2021.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV