BNPB Perbarui Data Gempa Sumbar, 7 Meninggal Dunia, 85 Luka-luka
Peristiwa | 25 Februari 2022, 18:43 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus memutakhirkan data terkini dampak gempa magnitudo (M) 6,1 yang terjadi di beberapa wilayah di Provinsi Sumatra Barat, Jumat (25/2/2022) pukul 08.39 WIB.
“Data sementara mencatat total jumlah korban meninggal mencapai 7 orang,” kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Jumat (25/2/2022) sore.
Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB menginformasikan pada pukul 16.30 WIB, jumlah korban meninggal teridentifikasi 3 orang di Kabupaten Pasaman Barat dan 4 orang di Kabupaten Kabupaten Pasaman.
Baca Juga: Gempa Bumi M 6,1 Guncang Sumatera Barat, 3 Orang Dinyatakan Meninggal Dunia
Sedangkan total korban luka-luka mencapai 85 orang, dengan rincian luka berat 10 orang dan luka ringan 50 orang di Pasaman Barat, serta 25 orang di Pasaman.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasaman belum merinci kategori korban luka-luka yang dilaporkan ke Pusdalops BNPB.
Gempa juga berdampak pada pengungsian warga. Hingga kini sebanyak sekitar 5.000 warga mengungsi di 35 titik.
BPBD melaporkan sebaran titik pengungsian di Kecamatan Talamau, Pasaman, dan Kinali. Petugas di lapangan masih mendata warga yang mengungsi.
Baca Juga: Terkait Gempa Pasaman Barat, BMKG: Aktivitas Sesar Sumatera Mampu Bangkitkan Gempa hingga M 7,6
Petugas gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, para personel organisasi maupun relawan dan warga masih memfokuskan pada pencarian, penyelamatan dan evakuasi serta pelayanan kepada warga terdampak.
Pascagempa M6,1, Pusdalops BNPB menerima laporan kejadian dua gempa susulan yang cukup signifikan dengan M5,0 pada pukul 11.02 WIB dan gempa M5,1 pukul 11.06 WIB.
Merespons gempa tersebut, Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto telah memerintahkan tim reaksi cepat (TRC) BNPB untuk melakukan kaji cepat situasi dan kebutuhan, serta memberikan pendampingan penanganan darurat di Sumatera Barat.
Suharyanto dan jajarannya juga akan bertolak pada esok hari untuk meninjau lokasi terdampak dan berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk memastikan penanganan darurat berjalan efektif.
Baca Juga: Tidak Ada Laporan Kerusakan Meski Gempa Magnitudo 6,2 Terasa Sampai ke Padang
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan penyebab gempa Pasaman Barat, Sumatera Barat, Jumat (25/2/2022).
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut, gempa di Kabupaten Pasaman Barat, berkekuatan M6,1 itu merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas Sesar Sumatera.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip).
"Artinya kita memang masih sepatutnya untuk waspada dengan cara mitigasi yang tepat, terutama penataan bangunan tahan gempa bumi," kata Dwikorita dalam keterangan persnya, Jumat.
Penulis : Vidi Batlolone Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV