Wakil Ketua DPR Desak Mendag Stabilkan Harga Kedelai
Politik | 21 Februari 2022, 07:41 WIBIa menambahkan, Kemendag harus bisa mengatur stabilitas harga di dalam negeri. Di sisi lain, walaupun tanaman itu merupakan tanaman subtropis, namun tumbuhan itu masih bisa berkembang dengan baik di Indonesia.
“Jadi harus ada koordinasi agar kran impor diatur dengan kemampuan Kementerian Pertanian dalam menyediakan kacang kedelai dari petani. Jangan sampai pasar kebanjiran produk impor yang kemudian bikin kapok petani menanam kedelai,” katanya.
Selain itu, ia menekankan agar Kementerian Pertanian bekerja keras dan memiliki program yang sistematis agar Indonesia bisa berswasembada kacang kedelai.
“Manfaatkan teknologi dan kuatkan riset. Indonesia juga sudah menjadi eksportir edamame. Hal itu membuktikan bahwa tanah Indonesia bisa untuk tanaman kedelai. Ingat, produk olahan kedelai telah menjadi makanan nasional seperti tahu, tempe, bahkan kecap,” kata dia.
Baca Juga: Penjual Terpaksa Perkecil Ukuran Tahu Tempe Karena Harga Kedelai Tak Kunjung Turun
Sebelumnya, Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) Aip Syaifuddin, mengungkapkan rencana mogok sebagai respons mahalnya harga kedelai.
"Rencananya 21, 22, 23 Februari (aksi mogok dilakukan), kalau pemerintah tidak mengabulkan tuntutan kami," kata Aip, Minggu (20/2/2022), seperti dikutip Kompas.com.
Ia menyampaikan, awalnya hanya perajin di Jabodetabek dan Jawa Barat yang akan melakukan aksi mogok ini. Tapi, secara sukarela perajin di Banten, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur menyatakan niatan tersebut.
Baca Juga: Dampak Harga Kedelai Naik, Pengusaha Tempe di Kota Padang Terpaksa Kurangi Jumlah Produksi
Oleh sebab itu, produsen menuntut pemerintah untuk menstabilkan harga kedelai di pasaran. Jika tuntutan ini terpenuhi, produksi tahu dan tempe akan dilanjutkan lagi.
Aip memastikan, aksi mogok tidak akan diikuti dengan aksi demonstrasi. Perajin hanya melakukan mogok produksi, dan tidak ada aksi turun ke jalan. "Enggak mengganggu lalu lintas, enggak ada kerumunan," ujarnya.
Penulis : Fadel Prayoga Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV