Mengenang 100 Hari Kepergian Seniman Ipong Purnama Sidhi, Bentara Budaya Pamerkan Lukisan Terpilih
Sosial | 17 Februari 2022, 16:35 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Dalam rangka mengenang 100 hari berpulangnya seniman Ipong Purnama Sidhi, Bentara Budaya menggelar pameran bertajuk “Garis-Garis Ipong Purnama Sidhi”.
Pameran virtual yang dibuka pada Kamis (17/2/2022) ini menampilkan sejumlah lukian terpilih Ipong Purnama Sidhi periode tahun 2000-an.
Pameran “Garis-Garis Ipong Purnama Sidhi” juga menghadirkan sketsa-sketsa cerpan dan karya grafis Ipong sewaktu residensi di Konsthogskolan (Royal University) di Stockholm, Swedia (1966).
Baca Juga: Sederet Prestasi Seniman Serba Bisa Dorce Gamalama, dari Bidang Musik Hingga Perfilman Indonesia!
Selain itu, kreasi lukis di atas keramik, di mana Ipong berkolaberasi dengan putrinya, Sekar Puti Sidhiawati juga dihadirkan.
Tak hanya karya seni, pameran ini juga akan menayangkan video yang merangkum seluruh perjalanan Ipong Purna Sidhi selama berkarya serta dokumentasi proses cipta karya, berikut komentar dan testimoni para sahabat.
Kepala Bidang Event Production Bentara Budaya, Ika W. Burhan mengatakan bahwa pameran ini merupakan bentuk dari bagaimana penikmat seni dapat mengenang sekaligus menyelami talenta dari seorang Ipong Purnama Sidhi.
"Garis-garis Ipong Purnama Sidhi akan membawa kita untuk mengenang kembali sosok Ipong Purnama Sidhi dengan banyak karya seni yang digoreskannya, sekaligus membawa penikmat menyelami kembali akan talenta berkesenian yang dimiliki, " kata Ika dalam siaran pers yang diterima Kompas TV, Kamis.
Baca Juga: Peringati Hari Kasih Sayang, Hotel Santika Premiere Semarang Gelar Donor Darah
Ipong Purnama Sidhi
Seniman ini berpulang pada 9 November 2021 lalu di usianya yang ke-66 tahun. Ipong dikenal sebagai pelukias, pegrafis, ilustrator, dan penulis seni rupa yang sempat menjabat sebagai Kepala Bentara Budaya Jakarta.
Perjalanan kekaryaan Ipong Purnama Sidhi dimulai sejak masa SMP, di mana dia kerap bersentuhan dengan karya-karya seniman luar, seperti tokoh ekspresionis Jerman, Emil Nolde, atau seniman grafis sekaligus pematung ekspresif, Kathe Kollwitz.
Ipong amat menggemari karya-karya Jackson Pollok, Arshile Gorky dan William de Kooning. Ia pun terinspirasi oleh karya-karya naif kelompok Art Brut dan Cobra, terutama Jean Dubuffet, Karel Appel, dan Asger John.
Ipong memiliki latar belakang akademik di bidang seni. Dia lulus tahun 1981 dari Sekolah Tinggi Seni Rupa ASRI (sekarang Institut Seni Indonesia atau ISI) Yogyakarta.
Baca Juga: Seniman Bantul Perakit Transformers Itu Bernama Eri Sudarmono
Tahun 1982-1990 diisi Ipong dengan berkarier sebagai desainer buku di penerbit Gramedia Pustaka Utama (GPU). Nama Ipong dikenal sebagai ilustrator dari sampul buku Chairil Anwar yang berjudul Aku Ini Binatang Jalang.
Hingga pada tahun 1990-1995, Ipong didapuk sebagai ilustrator tetap untuk setiap cerpen yang dimuat di Kompas Minggu.
Karya-karya Ipong lantas mengemuka. Sejumlah penghargaan telah diraihnya sejak menjadi mahasiswa, termasuk penghargaan Sketsa dan Cat Air Terbaik dari ASRI Yogyakarta tahun 1975.
Selain itu, dia juga meraih tujuh penghargaan untuk desain buku terbaik dari Ikatan Penerbit Indonesia, sepanjang tahun 1983-1989.
Tak hanya itu, suami Sri Heriyati Kusuma ini juga sempat menjadi juri dalam kompetisi seni rupa Philiph Morris Art Awards tahun 1996 dan Pekan Seni Mahasiswa Nasional.
Namanya mendapat perhatian dari penulis seni rupa asal Perancis, Jean Couteau, yang mengungkapkan bahwa fitur-fitur dalam karya Ipong secara bersamaan tampak disimplifikasi sekaligus dibesar-besarkan dengan gaya yang populer ditemukan dalam lukisan ekspresionisme Jerman untuk menekankan dorongan ekspresif mereka.
Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV