> >

Luhut Sebut Ada Kabar Positif, Kasus Omicron di Jakarta Mulai Lewati Puncaknya

Update corona | 14 Februari 2022, 16:43 WIB
Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan menyebut tren kasus Covid-19 varian Omicron di DKI Jakarta sudah mulai melewati puncaknya. (Sumber: KOMPAS TV)

JAKARTA, KOMPAS. TV – Pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut tren kasus Covid-19 varian Omicron di DKI Jakarta sudah mulai melewati puncaknya.

Hal itu disampaikannya dalam konferensi pers virtual mengenai hasil evaluasi Peraturan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) selama sepekan, Senin (14/2/2022).

“Berita positifnya, tren kasus di DKI Jakarta menunjukkan tanda-tanda mulai melewati puncaknya,” kata Luhut dalam pernyataannya.

Dia menyatakan kasus harian, kasus aktif, maupun kasus rawat inap di DKI Jakarta sudah mulai menunjukkan penurunan.

Baca Juga: El Barack Positif Covid, Ini Ciri-Ciri Gejala Omicron pada Anak yang Harus Diwaspadai

Namun, menurut Luhut, di sejumlah daerah lain seperti Daerah Istimewa Yogjakarta (DIY) dan Jawa Timur justru mengalami peningkatan kasus Covid-19.

“Peningkatan mulai terjadi di DIY, Jawa Timur dan Jawa Barat,” paparnya.

Luhut juga menyampaikan, meski ada peningkatan jumlah kasus, namun tingkat okupansi di rumah sakit lebih rendah dibanding saat puncak kasus varian Delta pada tahun lalu.

Menurut Luhut, dengan jumlah kasus yang sama dengan pada waktu merebaknya varian Delta, tingkat okupansi rumah sakit dan tingkat kematian lebih rendah.

Baca Juga: Lewati Batas Jam Operasional PPKM Level 3, Satpol PP Segel Tempat Karaoke di Tambora Jakarta!

Dia mencontohkan, pada 13 Februari 2022, terdapat 44 ribu kasus dengan jumlah kasus kematian sebanyak 111.

Sebagai perbandingan, ketika terjadi penyebaran varian Delta, kata Luhut, dengan jumlah kasus yang sama, angka kematian mencapai lebih dari seribu kematian per hari.

Sementara menyangkut tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR), Luhut menjelaskan, dari 55 ribu tempat tidur rumah sakit yang disiapkan di Jawa-Bali, saat ini terisi 21 ribu.

Dengan kata lain, BOR di Jawa-Bali adalah 39 persen.

Baca Juga: PPKM dan Polemik Sanksi Denda Penjual Bubur di Tasikmalaya dan Pengelola Mal di Bandung

Angka BOR ini bahkan lebih rendah, kata Luhut, jika kapasitas rumah sakit di Jawa-Bali dimaksimalkan menjadi 87 ribu tempat tidur seperti ketika puncak varian Delta.

“Bila menggunakan kapasitas maksimal di angka 87 ribu tempat tidur seperti saat Delta, maka BOR hari ini di Jawa-Bali hanya terisi 25 persen saja. Angka ini masih jauh di bawah standar WHO yaitu 60 persen,” tuturnya.

Tetapi Luhut mengingatkan agar masyarakat tidak menganggap enteng varian Omicron.

“Saya hanya bicara data. Jangan takut berlebihan, tetapi harus berhati-hati menghadapi perilaku Omicron yang sebagian besar belum kita ketahui,” ujarnya.

Penulis : Vidi Batlolone Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU