Viral Praktik Joki Vaksin, Bahaya atau Tidak? Ini Penjelasan Epidemiolog
Kesehatan | 8 Januari 2022, 08:09 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Belakangan ini, praktik joki vaksin tengah marak terjadi di Indonesia hingga memunculkan kekhawatiran publik soal bahaya atau efek yang menyertainya.
Menjawab hal tersebut, epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, coba memberikan penjelasan dari kaca mata ilmu pengetahuan.
Menurut Dicky, praktik joki vaksin itu tak sepenuhnya berbahaya bagi orang yang melakukannya, sebab sejauh ini belum ada riset mendalam tentang hal itu.
"Yang jelas, dampak atau bahaya (menerima vaksin Covid-19 dalam dosis berlebih) sejauh ini tidak ada," kata Dicky dikutip dari Kompas.com, Jumat (7/1/2022).
Baca Juga: Lagi, Polisi Tangkap Joki Vaksin di Banjarmasin
Namun, lanjut Dicky, fenomena joki vaksin yang belum menunjukkan dampak atau bahayanya itu justru dapat menjadi bantahan untuk argumen orang-orang yang anti-vaksin.
Sementara itu, jika dilihat dari kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) Covid-19, dampak yang ditimbulkan dari pemberian vaksin secara berlebihan itu tidak terlalu berbahaya.
"Sebetulnya dia (joki vaksin) jadi saksi hidup bahwa vaksin tidak berbahaya. Dia juga jadi saksi bahwa vaksin tidak menyebabkan kematian atau kelumpuhan atau (efek) parah lainnya," terang Dicky.
Kendati demikian, Dicky pun tidak dapat memastikan bahwa menjadi joki vaksin itu memberikan manfaat bagi orang yang melakukannya.
"Sebenarnya juga tidak ada manfaat yang berlebih juga. Jadi, tidak membuat dia (joki vaksin) menjadi super kuat. Tidak ada data yang bisa membuktikan itu," jelasnya.
Baca Juga: Ganjar Wanti-Wanti Praktik Joki Vaksin Harus Ditindak Tegas
Alih-alih bermanfaat bagi pelakunya, praktik joki vaksin malah dapat menempatkan masyarakat umum dalam posisi berbahaya.
Alasannya karena orang yang menggunakan jasa joki vaksin tidak akan memiliki kekebalan tubuh yang cukup untuk melawan virus corona.
"Tidak memiliki imunitas dalam situasi saat ini (merupakan pertanda) buruk, karena dia bisa menjadi inang, sarang virus untuk bereplikasi hingga menghasilkan satu varian baru yang lebih mengerikan," ujar Dicky.
Selain itu, karena belum ada studi yang menyoal fenomena joki vaksin, mungkin dampaknya bakal muncul dalam jangka panjang nanti.
"Kalau sesuatu yang tidak kita ketahui, ya rugi sendiri nanti ketika ternyata interaksi yang kondisi tubuhnya seperti apa kita enggak tahu," tutur Dicky.
"Artinya, dia menempatkan dirinya sendiri dalam bahaya jangka panjang yang kita belum tahu apa (dampaknya)," imbuhnya.
Sehingga, dari praktik joki vaksin yang ramai akhir-akhir ini, pemerintah mesti menjadikannya sebagai bahan evaluasi dan pembelajaran untuk lebih memperbaiki sistem vaksinasi.
"Pandemi ini ujian, dan menguji kita semua. Salah satunya joki (vaksin) ini, menunjukkan bahwa ini menjadi pekerjaan rumah kita," pungkasnya.
Penulis : Aryo Sumbogo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas.com