BP2MI Temukan Dugaan Keterlibatan Prajurit TNI dalam Kasus Pengiriman Pekerja Migran Ilegal ke Johor
Hukum | 28 Desember 2021, 20:17 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Sejumlah prajurit TNI Angkatan Udara dan Angkatan Laut diduga terlibat dalam pengiriman pekerja migran ilegal ke Johor, Malaysia.
Sebanyak 21 dari 50 pekerja migran ilegal tersebut mengalami kecelakaan di laut saat perjalanan dari Tanjung Pinang, Kepulauan Riau ke Johor Bahru, Malaysia, Rabu (15/12/2021).
Dugaan keterlibatan sejumlah prajurit TNI AU dan AL ini diungkapkan Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani.
Baca Juga: Kapal Pekerja Migran Ilegal Tenggelam di Perairan Johor, 21 WNI Meninggal Dunia
Menurut Benny, prajurit TNI AU dan AL masing-masing memiliki peran dalam membantu kegiatan pengiriman tenaga kerja Indonesia ilegal ke Malaysia.
Benny juga memastikan bakal berkoordinasi dengan Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa untuk mendalami dugaan keterlibatan anggota TNI dalam pengiriman pekerja migran ilegal ke Malaysia.
"Kami menyerahkan dugaan ini kepada pimpinan dan instansi masing-masing. Saya pastikan akan mencoba bertemu dengan panglima TNI," ujar Benny dalam konferensi pers yang disiarkan secara daring, Selasa (28/12/2021).
Benny menambahkan, selain dugaan keterlibatan prajurit TNI, kegiatan pengiriman TKI ilegal ini sudah terorganisir, mulai dari perekrutan hingga pengiriman.
Baca Juga: Tekong Sindikat Kapal Pengangkut PMI Ilegal yang Tenggelam di Perairan Malaysia Akhirnya Ditangkap!
Berdasarkan hasil investigasi, diketahui ada calo perekrut dari daerah asal. Kemudian, ada dugaan keterlibatan pengurus transportasi di Bandara Hang Nadim, Batam, menuju pelabuhan di Tanjunguban.
"Jadi, kami meyakini kegiatan ini terorganisasi karena ada peran masing-masing pihak, siapa menjalankan tugas apa dan di mana," ujarnya.
Benny juga menyinggung Susanto alias Acing yang tidak pernah tersentuh hukum. Susanto merupakan pemilik kapal yang mengirim dan menjemput pekerja migran ilegal ke Malaysia.
Baca Juga: Organisasi Kemanusiaan Sea-Watch Selamatkan 444 Imigran di Tengah Laut Mediterania
Hal ini makin menguatkan dugaan BP2MI bahwa kegiatan pengiriman pekerja migran ilegal itu sudah berlangsung lama dan diketahui banyak pihak.
"Kenapa tidak tersentuh hukum, karena diduga kuat mendapat perlindungan dari oknum aparat yang ada di daerah," ujar Benny
Menurut Benny, pihaknya telah mengantongi sejumlah nama yang membantu pengiriman PMI ilegal ke Malaysia.
Selanjutnya, BP2MI bakal menemui kepala instansi untuk melaporkan temuan yang dimiliki, termasuk menemui Menkopolhukam Mahfud MD.
Baca Juga: Ditarik Biaya Hingga Rp 15 Juta, Praktik Pengiriman PMI Ilegal Diduga Dilindungi Oknum TNI AU dan AL
"Setelah konferensi pers ini, saya akan berusaha untuk bertemu Panglima TNI, Kapolri dan bertemu dengan Menkopolhukam," ujarnya.
Penulis : Johannes Mangihot Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV