> >

Sorotan Berita: Penyebab Bupati Lumajang Murka, Vaksinasi Covid-19 Anak, Santriwati Akui Dihipnotis

Peristiwa | 12 Desember 2021, 05:50 WIB
Sejumlah orang yang mengunjungi lokasi bencana erupsi Gunung Semeru berswafoto di beberapa titik bencana. Hal itu menyebabkan Bupati Lumajang, Thoriqul Haq, murka. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Berikut sejumlah berita yang menjadi sorotan sepanjang Sabtu, 11 Desember 2021 di KOMPAS.TV.

Sorotan pertama, penanganan bencana erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur masih berlangsung hingga saat ini, namun ada sejumlah hal yang sempat menyebabkan Bupati Lumajang Thoriqul Haq, marah.

Pertama, adanya masyarakat yang berswafoto di lokasi bencana. Kedua, iring-iringan kendaraan pemberi bantuan yang berlebihan.

Ketiga, kerumunan akibat masyarakat yang datang ke lokasi bencana. Lalu, khawatir terjadi erupsi susulan dan kerumunan menghambat proses evakuasi.

Berita kedua, pemerintah telah mempersiapkan vaksinasi Covid-19 untuk anak. Rencananya, vaksin Covid-19 anak ini mulai dilaksanakan pada akhir Desember 2021.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, Kemenkes telah menyiapkan sekitar 6,4 juta dosis vaksin Covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun.

Menurut Nadia, vaksinasi Covid-19 buat anak ini menggunakan vaksin Sinovac. Tahap awal vaksinasi Covid-19 untuk anak ini dimulai di Pulau Jawa dan Bali.

Kemudian sorotan berita ketiga, kabar baru terkait modus Herry Wirawan melakukan pemerkosaan santriwati di pesantrennya di Bandung, Jawa Barat, beredar.

Baca Juga: Update Korban Erupsi Gunung Semeru: 46 Orang Meninggal, 9 Warga Masih Hilang

Hal ini terlontar dari kuasa hukum para korban pemerkosaan, Yudi Kurnia. Ia mendapatkan pengakuan itu langsung dari para korban.

Menurut korban, pelaku biasanya membisiki telinganya, seperti melakukan hipnotis saat hendak melaksanakan niat kejinya.

“Ada bisikan ke telinga korban dari pelaku setiap mau melakukan itu," ujar Yudi pada Sabtu (11/12/2021), dikutip dari Tribunjabar.id.

Berikut rangkuman berita KOMPAS.TV sepanjang Sabtu (11/12) kemarin:

1. Lima Penyebab Bupati Lumajang Murka di Lokasi Erupsi Semeru

Penanganan bencana erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur masih berlangsung hingga saat ini, namun ada sejumlah hal yang sempat menyebabkan Bupati Lumajang, Thoriqul Haq, marah.

Pertama, adanya masyarakat yang berswafoto di lokasi bencana. Kedua, iring-iringan kendaraan pemberi bantuan yang berlebihan.

Ketiga, kerumunan akibat masyarakat yang datang ke lokasi bencana. Lalu, khawatir terjadi erupsi susulan dan kerumunan menghambat proses evakuasi.

Menurut Thoriq, saat kejadian, masyarakat yang ada di titik lokasi bencana banyak yang berswafoto dan lokasi bencana menjadi seperti tempat wisata.

Padahal lokasi itu merupakan jalur ambulans yang lewat, dan ada tim SAR yang membutuhkan jalan, juga ada tim kesehatan yang ingin memastikan bahwa lokasi betul-betul tidak ada masyarakat.

“Begitu saya mendapatkan informasi langsung turun ke lokasi, dan betul ternyata banyak masyarakat yang di luar masyarakat terdampak datang, dengan tujuan masing-masing.”

Cek berita lengkapnya di sini

2. Kemenkes Siapkan 6,5 Juta Dosis Vaksin Sinovac untuk Anak Usia 6-11 Tahun

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, Kemenkes telah menyiapkan sekitar 6,4 juta dosis vaksin Covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun.

Menurut Nadia, vaksinasi Covid-19 buat anak ini menggunakan vaksin Sinovac. Tahap awal vaksinasi Covid-19 untuk anak ini dimulai di Pulau Jawa dan Bali.

Kabupaten/kota di Pulau Jawa dan Bali bisa melaksanakan vaksinasi Covid-19 untuk anak 6-11 tahun apabila cakupan vaksinasi di daerah tersebut sudah mencapai target 70 persen dosis pertama dan 60 persen dosis pertama untuk lansia.

"Vaksin Sinovac. Saat ini disiapkan sekitar 6,4 juta dosis vaksin, sambil menunggu lagi awal Januari 2022," ujar Nadia, Jumat (11/12) dikutip dari Kompas.com.

Nadia menambahkan, pelaksanaan vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun nantinya bisa dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan, sekolah, dan sentra vaksinasi.

Cek berita lengkapnya di sini

Baca Juga: Antisipasi Libur Nataru, Polisi Tambah Pos Pemeriksan di Puncak Bogor Jadi 10 Titik

3. Santriwati Korban Pemerkosaan di Bandung Mengaku Dihipnotis Pelaku

Kabar baru terkait modus Herry Wirawan melakukan pemerkosaan santriwati di pesantrennya di Bandung, Jawa Barat, beredar.

Hal ini terlontar dari kuasa hukum para korban pemerkosaan, Yudi Kurnia. Ia mendapatkan pengakuan itu langsung dari para korban.

Menurut korban, pelaku biasanya membisiki telinganya, seperti melakukan hipnotis saat hendak melaksanakan niat kejinya.

“Ada bisikan ke telinga korban dari pelaku setiap mau melakukan itu," ujar Yudi pada Sabtu (11/12), dikutip dari Tribunjabar.id.

Akibatnya, para korban yang awalnya menolak, jadi mengikuti kemauan pelaku. Yudi menyebut, pelaku biasanya membisikkan sesuatu dekat dengan telinga korban.

"Kalau menurut keterangan dari anak-anak. Mereka itu awalnya menolak, tapi setelah si pelaku itu memberikan bisikan di telinga, korban jadi mau," kata Yudi.

Ia menambahkan, hal itu juga yang membuat para korban tidak melaporkan kekejian Herry Wirawan.

"Korban juga seakan tidak mau melaporkan perbuatan pelaku ke orang tuanya, padahal dia setiap tahun pulang kampung," tutur Yudi.

Cek berita lengkapnya di sini

Penulis : Nurul Fitriana Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU