Sorotan Berita: Penyebab Bupati Lumajang Murka, Vaksinasi Covid-19 Anak, Santriwati Akui Dihipnotis
Peristiwa | 12 Desember 2021, 05:50 WIB“Begitu saya mendapatkan informasi langsung turun ke lokasi, dan betul ternyata banyak masyarakat yang di luar masyarakat terdampak datang, dengan tujuan masing-masing.”
Cek berita lengkapnya di sini
2. Kemenkes Siapkan 6,5 Juta Dosis Vaksin Sinovac untuk Anak Usia 6-11 Tahun
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, Kemenkes telah menyiapkan sekitar 6,4 juta dosis vaksin Covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun.
Menurut Nadia, vaksinasi Covid-19 buat anak ini menggunakan vaksin Sinovac. Tahap awal vaksinasi Covid-19 untuk anak ini dimulai di Pulau Jawa dan Bali.
Kabupaten/kota di Pulau Jawa dan Bali bisa melaksanakan vaksinasi Covid-19 untuk anak 6-11 tahun apabila cakupan vaksinasi di daerah tersebut sudah mencapai target 70 persen dosis pertama dan 60 persen dosis pertama untuk lansia.
"Vaksin Sinovac. Saat ini disiapkan sekitar 6,4 juta dosis vaksin, sambil menunggu lagi awal Januari 2022," ujar Nadia, Jumat (11/12) dikutip dari Kompas.com.
Nadia menambahkan, pelaksanaan vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun nantinya bisa dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan, sekolah, dan sentra vaksinasi.
Cek berita lengkapnya di sini
Baca Juga: Antisipasi Libur Nataru, Polisi Tambah Pos Pemeriksan di Puncak Bogor Jadi 10 Titik
3. Santriwati Korban Pemerkosaan di Bandung Mengaku Dihipnotis Pelaku
Kabar baru terkait modus Herry Wirawan melakukan pemerkosaan santriwati di pesantrennya di Bandung, Jawa Barat, beredar.
Hal ini terlontar dari kuasa hukum para korban pemerkosaan, Yudi Kurnia. Ia mendapatkan pengakuan itu langsung dari para korban.
Menurut korban, pelaku biasanya membisiki telinganya, seperti melakukan hipnotis saat hendak melaksanakan niat kejinya.
“Ada bisikan ke telinga korban dari pelaku setiap mau melakukan itu," ujar Yudi pada Sabtu (11/12), dikutip dari Tribunjabar.id.
Akibatnya, para korban yang awalnya menolak, jadi mengikuti kemauan pelaku. Yudi menyebut, pelaku biasanya membisikkan sesuatu dekat dengan telinga korban.
"Kalau menurut keterangan dari anak-anak. Mereka itu awalnya menolak, tapi setelah si pelaku itu memberikan bisikan di telinga, korban jadi mau," kata Yudi.
Ia menambahkan, hal itu juga yang membuat para korban tidak melaporkan kekejian Herry Wirawan.
"Korban juga seakan tidak mau melaporkan perbuatan pelaku ke orang tuanya, padahal dia setiap tahun pulang kampung," tutur Yudi.
Cek berita lengkapnya di sini
Penulis : Nurul Fitriana Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV