> >

Tangis Histeris Warga Curah Kobokan saat Erupsi Gunung Semeru: Tolong Suami Saya, Pak

Peristiwa | 5 Desember 2021, 12:00 WIB
Seorang warga menangis histeris lantaran suaminya yang masih terjebak saat erupsi Gunung Semeru, Sabtu (4/12/2021). (Sumber: Tangkapan layar Instagram @Lumajangsatu)

LUMAJANG, KOMPAS.TV - Dusun Kamar A, Desa Curah Kobokan, Kecamatan Candipuro, Lumajang Jawa Timur merupakan kawasan yang paling terdampak saat Gunung Semeru kembali erupsi, pada Sabtu (4/12/2021).

Saat bencana terjadi, jembatan Piket Nol terputus dan membuat tim penyelamat sulit mengevakuasi warga yang berada di lereng Gunung Semeru. Sebagian besar warga Desa Curah Kobokan terjebak tak bisa menyelamatkan diri.

Pantauan KOMPAS.TV lewat akun Instagram @lumajangsatu pada Sabtu (4/12/2021) malam, Kanit Sabhara dari Polsek Pronojiwo turun melihat situasi dan membantu evakuasi warga yang berada di lokasi tersebut.

"Situasi masih pemadaman di Dusun Kamar A, kita masih patroli membantu warga yang mengungsi," kata Kanit dalam video tersebut.

Baca juga: Kondisi Terkini Kampung Renteng, Tertimbun Abu Vulkanik Letusan Gunung Semeru, 10 Orang Masih Hilang

Tampak seorang warga menghampiri sambil menangis histeris karena suaminya terjebak di Desa Curah Kobokan.

"Minta tolong pak, suami saya pak," ucap wanita itu dalam bahasa Madura.

"Inggeh (iya), sabar ya, bu, sabar," anggota Polsek Pronojiwo coba menenangkan.

"Suami saya kerja di Kelarang, di barat sana,"

"Belum ada pulang, pak, minta tolong pak," wanita itu terus memohon sambil memangis.

"Tenang, sama saya juga kalut, siapa saja kawannya?," salah seorang warga ikut menenangkan.

"Suli, Pak. (ada) Dani, Eggres, Pasroni, siapa lagi ada satu lagi,"

"Gada pulang, pak, di Curah Kobokan tadi pada lari ke sana, minta tolong, pak" ucap wanita itu terus menangis.

"Iya, sabar bu ya, sabar," polisi kembali menenangkan.

Baca juga: Puluhan Warga Alami Luka Bakar, 1 Orang Meninggal Akibat Hirup Awan Panas Gunung Semeru

Sementara, Bupati Lumajang Thoriqul Haq dalam media sosial pribadi yang diunggahnya pada Sabtu malam, mengatakan bahwa evakuasi pada malam itu tidak bisa dilanjutkan karena hujan abu vulkanik yang turun cukup deras.

Dia menjelaskan di beberapa lokasi di Lumajang masih turun hujan abu vulkanik cukup deras dan guguran awan panas Gunung Semeru yang turun juga menjadi kendala bagi relawan untuk mengevakuasi warga, bahkan sembilan orang dikabarkan masih belum ditemukan keluarganya.

"Kami sangat membutuhkan tambahan relawan untuk membantu evakuasi warga pada besok Minggu (5/12)," ungkapnya.

Penulis : Baitur Rohman Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU