> >

Jokowi: Saya Tak Ingin Mental Terjajah Masih Bercokol, Ketemu Bule Saja Kayak Ketemu Siapa Gitu

Berita utama | 11 November 2021, 13:38 WIB
Presiden Jokowi saat memberi arahan dalam pelantikan Purnapaskibraka menjadi Duta Pancasila di Istana Merdeka, Jakarta pada Rabu (18/8/2021). (Sumber: Youtube/Sekretariat Presiden)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Presiden Joko Widodo mengatakan, semestinya Indonesia sebagai bangsa dihormati, warga negaranya juga merasakan kehormatan itu.

Pernyataan itu disampaikan oleh Presiden Jokowi dalam peringatan Hari Ulang Tahun ke-10 Partai Nasional Demokrat, Kamis (11/11/2021).

“Dan saya juga ingin warga negara kita ini juga dihormati dihargai oleh warga negara lain dimana pun WNI kita berada,” ujarnya.

“Saya tidak ingin mental inferior, mental inlander, mental terjajah ini masih ada, masih bercokol di dalam mentalitas bangsa kita. Ketemu bule saja kayak ketemu siapa gitu, sedih kita. Kita kadang terlalu mendongak kaya gini, wong sama-sama makan nasi juga.”

Jokowi pun menegaskan, Indonesia adalah negara besar dan dalam perkembangannya semakin dipandang oleh negara lain.

Sebagai bukti, Jokowi pun menceritakan pengalamannya pada pertemuan KTT G20 di Roma dan COP26 di Glasgow yang menurutnya ada hal yang berbeda.

Baca Juga: Blak Blakan, Jokowi Mengaku Sering Sedih Indonesia Dikerdikan di Negara Sendiri

Yakni, begitu banyak ajakan dari negara-negara sahabat kepada Indonesia untuk melakukan bilateral saat pertemuan KTT G20 di Roma maupun COP26 di Glasgow.

“Ada yang saya rasakan yang berbeda kalau dibandingkan dengan Summit, dengan KTT-KTT sebelumnya di pertemuan itu. Banyak sekali permintaan bilateral, banyak sekali permintaan pertemuan bilateral dari negara-negara lain, negara-negara yang hadir saat itu,” ujar Jokowi.

“Kemudian yang kedua banyak sekali yang secara mendadak, baik waktu saya berdiri maupun saya duduk datang kepada saya dan itu adalah negara-negara gede, negara-negara besar, kepala negara yang datang.”

Lebih dari itu, lanjut Jokowi, yang menurutnya lebih penting adalah sebuah kehormatan bagi Indonesia untuk menjadi presidensi keketuaan G-20 pada Oktober 2022.

“Perlu saya sampaikan Indonesia adalah negara pertama, negara berkembang pertama yang menjadi presidensi G20, Oleh sebab itu posisi strategis seperti ini harus kita manfaatkan sebaik-baiknya,” ucap Jokowi.

“Karena betul-betul kita duduk setara dengan negara-negara maju, bagaimana kita bisa mendongkrak, bagaimana kita bisa memanfaatkan posisi ini untuk kepentingan nasional kita, tidak ada yang lain.”

Namun Presiden Joko Widodo mengaku sering merasa sedih karena Indonesia dikerdilkan di negara sendiri.

Padahal, posisi Indonesia dihargai dan dihormati serta semakin dipandang oleh negara lain.

Baca Juga: Surya Paloh: Kalau Konstitusi Tak Membatasi Masa Jabatan Presiden, Nasdem akan Kembali Dukung Jokowi

“Tapi yang sering Saya sedih, posisi kita semakin dihargai, posisi kita semakin dihormati, posisi kita semakin dipandang oleh negara lain, tapi sering di negara sendiri dikerdilkan.” 

“Ini yang sering membuat saya sedih, padahal pada posisi itu sebetulnya baik pada Keketuaan Presidensi G20 atau pun nantinya menjadi ketua ASEAN,” kata Jokowi

Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU