Cegah Penyebaran Varian Delta Plus AY.4.2, Kemenkes: Penanganan Covid-19 akan Terus Diperketat
Kesehatan | 1 November 2021, 02:05 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan, upaya penanganan pandemi Covid-19 di Tanah akan senantiasa diperketat.
Terutama, untuk mencegah penyebaran virus Corona varian Delta Plus AY.4.2, yang dilaporkan telah terdeteksi di Singapura dan kini juga menjadi penyumbang kasus terbanyak di Inggris.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyebutkan, jumlah kasus Covid-19 di Inggris yang disebabkan oleh varian tersebut bahkan mencapai 96 persen.
"Tapi, masalahnya bukan soal varian (Delta Plus) AY.4.2 ini hanya ada di Inggris (atau tidak)," ujar Nadia dalam program Sapa Indonesia Malam, KOMPAS TV, Minggu (31/10/2021).
Baca Juga: Tetap Waspada! Varian Delta Plus AY.4.2 Memang Belum Ada di Indonesia, tapi Sudah Sampai Singapura
Karena, lanjut Nadia, yang perlu diwaspadai itu adalah orang-orang yang sempat singgah di Inggris dan kemudian masuk ke Indonesia.
Jadi, Nadia menuturkan, pemerintah akan terus mewaspadai potensi masuknya varian Delta Plus AY.4.2, dengan tetap mewajibkan tiga kali tes PCR dan karantina selama 15 hari bagi pelancong yang tiba di Indonesia.
"Selain itu, semua kasus positif dari pelaku perjalanan internasional, harus mau menjalaani genome sequencing, tanpa kecuali," tegas Nadia.
Dengan begitu, pemerintah berharap varian Delta Plus AY.4.2 tidak tersebar begitu masif di Indonesia lewat para pendatang dari luar negeri.
Baca Juga: Kasus Pertama Covid-19 Varian Delta Plus Dilaporkan di Israel, Diderita Bocah 11 Tahun
Adapun, jika nanti ada temuan kasus Covid-19 akibat infeksi virus Corona varian Delta Plus AY.4.2, Guru Besar Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI) Tjandra Yoga Aditama menyebutkan ada tiga kunci untuk mencegah penyebarannya.
Pertama yakni pembatasan sosial, yang mana secara perorangan dapat dilakukan dengan tetap memegang prinsip 3M atau memakai masker, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.
Kemudian, yang kedua adalah peningkatan jumlah angka testing, tracing, dan tracking sebagai upaya deteksi dini.
"Hal ini perlu diperhatikan, mengingat angka pemeriksaan genome sequencing di Indonesia masih tergolong rendah," kata Tjandra.
"Saat ini, di indonesia ada 8.000 pemeriksaan genome sequencing, Filipina 16.000, sementara India 70.000," imbuh mantan Direktur WHO Asia Tenggara tersebut.
Terakhir, upaya pencegahan yang tak kalah penting untuk diperhatikan bersama adalah tingkat vaksinasi Covid-19.
Penulis : Aryo Sumbogo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV