Jokowi Pilih Carter Garuda Indonesia saat Kunjungan 3 Negara karena Alasan Ini
Peristiwa | 29 Oktober 2021, 16:04 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Ada yang berbeda dalam kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke luar negeri kali ini.
Jokowi mengunjungi tiga negara: Italia, Inggris Raya, dan Persatuan Emirat Arab, dengan menggunakan pesawat berbadan lebar milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia.
Seperti diketahui, dalam kunjungannya kali ini, Jokowi menggunakan pesawat Garuda Indonesia tipe Boeing 777-300ER.
Selama digunanakan Presiden dan rombongan, pesawat tersebut akan diberi lambang dan tulisan Republik Indonesia di badan pesawat.
Sebab secara protokoler, pesawat itu akan menjadi Pesawat Kepresidenan RI
Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono menjelaskan, pemilihan pesawat maskapai nasional ini telah dipertimbangkan secara matang, seperti pertimbangan efisiensi waktu, penghematan anggaran, dan juga protokol kesehatan.
“Dengan menggunakan pesawat berbadan lebar ini, perjalanan menuju Roma selama 13 jam ini bisa dilakukan langsung tanpa perlu transit. Bila kita menggunakan Pesawat Kepresidenan BBJ, kita harus transit," jelas Heru melalui keterangan tertulisnya, Jumat (29/10/2021).
Baca Juga: Agenda Presiden Jokowi Kunker Keliling 3 Negara ke Italia, Inggris Hingga ke Uni Emirat Arab
Heru juga mengatakan, bahwa ini adalah kunjungan kerja pertama Presiden ke luar negeri di masa pandemi, kami harus sangat berhati-hati dalam menjalankan protokol kesehatan, termasuk pertemuan tatap muka di saat transit.
Apabila Presiden dan rombongan harus transit, ucap Heru, maka persiapan pelaksanaan protokol kesehatan harus dijalankan dengan baik, seperti sterilisasi ruang tunggu, tes PCR untuk pramusaji di tempat transit, dan juga makanan dan minuman yang disajikan harus dipastikan dijalankan dengan protokol kesehatan yang ketat.
Hal lain yang menjadi pertimbangan Heru adalah efisiensi anggaran dimana semua menteri yang hadir dalam kunjungan tersebut, turut serta dalam rombongan Presiden di pesawat ini.
“Tentunya penggunaan anggaran juga menjadi perhatian kami. Setelah kami hitung jauh lebih hemat dengan turut sertanya para menteri dalam rombongan ini, dibandingkan para menteri ini menggunakan pesawat komersial," tambah Heru.
Penghematan lainnya, lanjut Heru, adalah semua rombongan yang tergabung dalam tim pendahulu ke Abu Dhabi dan Dubai, kepulangan ke Tanah Air akan bergabung dengan pesawat Garuda Indonesia itu.
“Semua pegawai yang bertugas sebagai tim pendahulu di Abu Dhabi dan Dubai akan ikut bersama kami dalam kepulangan ke Tanah Air. Jadi mereka tidak membeli tiket pesawat komersial untuk kembali ke Tanah Air,” tutur Heru.
Hal lain yang tidak kalah pentingnya di masa pandemi ini, ucap Heru, Sekretaris Militer (Sesmil) Presiden Marsda TNI M Tonny Harjono sudah mewanti-wanti penerapan aturan protokol kesehatan dalam penerbangan ke luar negeri yang sangat ketat.
“Ini penerbangan jarak jauh dan kita tahu Covid ini masih ada, bahkan di Eropa terjadi peningkatan. Oleh karena itu Pak Sesmil menerapkan aturan yang ketat di dalam penerbangan ini, seperti harus menggunakan masker dan antarpenumpang minimal berjarak satu kursi,” terang Heru.
Baca Juga: Jokowi Bertolak ke Italia, Indonesia Akan Terima Keketuaan Presidensi G20
Heru menyebut, total ada enam menteri yang ikut dalam rombongan Presiden Jokowi dalam kesempatan tersebut, yakni: Menko Perekonomian, Menko Kemaritiman dan Investasi, Menteri Luar Negeri, Menteri Keuangan, Menteri BUMN, dan Sekretaris Kabinet.
Kendati begitu, para menteri itu tidak semuanya bergabung sejak di Jakarta, karena adanya pertemuan yang harus diikuti sebelum bergabung dengan rombongan Presiden.
“Menteri Keuangan dan Menteri Luar Negeri misalnya, beliau harus berangkat terlebih dahulu ke Roma, karena ada pertemuan tingkat menteri dan juga mempersiapkan kedatangan Presiden. Namun setelah itu, dari Roma menuju Glasgow, kemudian lanjut Abu Dhabi dan Dubai, Menlu akan bergabung terus,” ujar Heru.
Baca Juga: Hari Sumpah Pemuda, Ratusan Mahasiswa Demonstrasi Soroti 2 Tahun Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf
Penulis : Hedi Basri Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV