Hadapi La Nina, BMKG Imbau Pemda Pastikan Peringatan Dini Sampai ke Masyarakat
Peristiwa | 29 Oktober 2021, 13:55 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memulai antisipasi dini dampak La Nina yang diperkirakan akan berlangsung akhir tahun hingga Februari 2022. Salah satunya dengan memastikan informasi peringatan dini sampai ke masyarakat.
BMKG memonitor fenomena La Nina lemah pada akhir tahun dan akan terus bertahan sampai Februari 2022 dengan level menengah.
Seperti dilansir dari laman BMKG, fenomena La Nina disebut dapat berdampak terhadap peningkatan curah hujan sehingga berpotensi menyebabkan bencana hidrometeorologi.
Oleh karena itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengimbau pemerintah daerah untuk memastikan informasi peringatan dini sampai ke masyarakat.
"Berdasarkan pengalaman, beberapa kali terjadi terputusnya rantai informasi dari Pusdalops yang tidak bisa dilanjutkan dari pemda ke desa-desa terdampak atau rawan bencana hidrometeorologi," kata Dwikorita dilansir dari ANTARA, Jumat (29/10/2021).
Baca Juga: Waspada, BMKG Peringatkan Fenomena La Nina di Indonesia Jelang Akhir Tahun 2021
Terputusnya rantai informasi, Kata Dwikorita, dapat menghambat kesiapsiagaan masyarakat untuk mengantisipasi bencana.
Dwikorita menjelaskan, beberapa penyebab putusnya rantai informasi tersebut biasanya menjelang cuaca ekstrem akibat kilat atau petir menyebabkan listrik atau sinyal komunikasi terganggu hingga terputus.
Kemungkinan lainnya, ada beberapa kabupaten/kota yang perlu lebih meningkatkan kesiapsiagaan terutama personel yang bertugas menyampaikan informasi peringatan dini setidaknya bersiaga dalam 24 jam.
Serta adanya kemungkinan tertentu misalnya bencana yang terjadi bersamaan atau multibencana.
Menyikapi hal tersebut Dwikorita mengatakan, pengalaman BMKG yang paling andal adalah menggunakan radio komunikasi HT. Sehingga BMKG tidak hanya bertumpu pada teknologi digital, tapi di-back up dengan HT agar bisa berkomunikasi dengan BPBD.
Selanjutnya informasi peringatan dini bisa dilanjutkan dengan mekanisme tradisional seperti kentongan, sirine atau alat lainnya yang paling tepat di daerah masing-masing.
"Jadi penyebaran informasi ini mohon disiapkan, BMKG juga menyiapkan sirine mobile phone tapi tetap ada yang perlu mengaktifkan di kabupaten/kota," tambah Dwikorita.
Baca Juga: Apa Itu La Nina? Fenomena Alam Penyebab Tingginya Curah Hujan di Indonesia
Terkait informasi peringatan dini, BMKG memiliki ribuan sensor monitoring cuaca di seluruh wilayah Indonesia dan lebih 180 alat monitoring cuaca di landasan pacu.
Dia juga mengimbau agar mitigasi segera dilakukan sebelum dampak La Nina dirasakan, karena meski hujan tidak lebat jika lingkungan tidak mendukung maka kemungkinan juga bisa terjadi banjir atau tanah longsor.
"Bencana longsor atau banjir bandang masih mungkin terjadi umumnya di lokasi yang rusak, lereng terpotong atau wilayah hijau sudah banyak terbuka artinya tanpa La Nina pun, meski hujan tidak lebat dapat memicu terjadi banjir," ujar Dwikorita.
Baca Juga: Cek Daerahmu! Ini Daftar Wilayah yang Perlu Waspada Dampak La Nina
Penulis : Hedi Basri Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Antara