> >

Ternyata Workaholic atau Gila Kerja Juga Toxic, Ini Cara Hindarinya

Gaya hidup | 12 Oktober 2021, 16:38 WIB
Ilustrasi toxic productivity. (Sumber: Shutterstock)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Workaholic atang gila kerja ternyata tidak melulu mengembangkan produktivitas diri. Perilaku itu malah bisa membuat etos kerja kita semakin tidak terarah dan menjadi toxic.

Perilaku bekerja secara marathon dan mengejar target berlebih dan taidak terkontrol bisa berdampak jadi toxic productivity.

Pada umumnya, toxic productivity adalah istilah lain dari bekerja berlebihan workaholic, dan kata-kata lain yang menggambarkan kita terlalu banyak bekerja hingga mengesampingkan istirahat. 

"Toxic productivity itu memunculkan rasa bersalah kalau tidak mengerjakan sesuatu. Ujung-ujungnya, kita mengalami burnout yang membahayakan kesehatan dan itu harus dihindari," kata psikolog dari aplikasi konsultasi psikologi online Riliv, Graheta Rara Purwasono dilansir dari Kompas.com, Jumat (8/10/2021).

Baca Juga: Jangan Galau, Ini 9 Cara Melepas Diri dari Pasangan Toxic 

Pada akhirnya, kata dia, toxic productivity membuat kita tidak bisa menikmati waktu berkualitas bersama teman dan keluarga atau bahkan diri sendiri karena kita terlalu sibuk.

Agar kita terhindar dari produktivitas toksik, Graheta memberikan beberapa tips agar kita bisa memiliki kehidupan yang lebih sehat dan seimbang. 

Pertama, buat batasan yang jelas. 

Ketika pekerjaan adalah satu-satunya hal yang berputar dalam pikiran kita, maka sulit untuk memikirkan hal lain yang sama pentingnya. 

Kita bisa menentukan batasan yang mengubah sudut pandang kita, dari yang hanya memikirkan pekerjaan ke hal-hal lain yang berarti dalam hidup.

Graheta menyarakan untuk jangan bekerja selama tiga jam tanpa diselingi istirahat, harus memiliki waktu yang berkualitas dengan keluarga di minggu ini dan harus tidur cukup selama delapan jam setiap hari.

Kedua, terapkan professional detachment.

Professional detachment adalah cara memahami bahwa menjadi pekerja bukanlah identitas kita satu-satunya. 

Predikat kita bukan hanya seorang pekerja, tetapi juga mungkin orangtua, pacar, teman, dan lain sebagainya.

Terakhir, dia menyarakan untuk mencoba mindfulness

Mindfulness dapat membantu kita berhubungan dengan dunia dengan cara yang lebih sehat. Melalui mindfulness, kita juga akan lebih mudah untuk menyadari apa yang dibutuhkan oleh tubuh dan pikiran. 

Mindfulness dengan dilakukan dengan meditasi. Caranya pun mudah dan praktis. Kita hanya perlu duduk diam, pejamkan mata, dan pikiran kita akan dijernihkan. 

Intinya, kita harus memahami bahwa produktivitas yang baik adalah produktivitas yang memberi kita waktu untuk beristirahat dan pada saat yang bersamaan mendorong kita untuk mencapai tujuan dengan cara yang lebih sehat.

Baca Juga: Ciri-ciri Toxic Relationship dan Cara Menghindarinya

Penulis : Hedi Basri Editor : Desy-Afrianti

Sumber :


TERBARU