Makin Mudah, Kini 50 Aplikasi Terintegrasi dengan Fungsi PeduliLindungi, Termasuk Mobile Banking
Update | 9 Oktober 2021, 14:26 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian Kesehatan meluncurkan integrasi QR Code PeduliLindungi ke 50 aplikasi mitra.
Ke-50 aplikasi mitra tersebut di antaranya Gojek, Grab, Tokopedia, Traveloka, Tiket.com, Dana, Living Mandiri, Cinema XXI, Link Aja, Goers, Jaki, Shopee, BNI Mobile, Loket.com, Mcash, dan 35 aplikasi mitra lainnya yang saat ini sedang dilakukan uji coba menggunakan PeduliLindungi.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, QR Code PeduliLindungi sedang dilakukan proses integrasi dengan lebih dari 50 aplikasi mitra dan secara bertahap melakukan implementasi sampai bulan Oktober.
Integrasi tersebut dilakukan, kada Budi, dalam rangka memperluas cakupan penggunaan QR Code PeduliLindungi.
Dilansir dari sehatnegeri.kemenkes.go.id, integrasi QR Code PeduliLindungi telah dilakukan sejak awal Juli. Dan sekarang, sudah lebih dari 73 juta penggunaan dan lebih dari 25rb merchant tergabung. Ke depannya, Kemenkes akan terus menambah jumlah aplikasi mitra.
Implementasi PeduliLindungi ini sudah demikian luas yang awalnya hanya digunakan di beberapa tempat ataupun sarana publik seperti industri transportasi, pariwisata, dan kantor. Kini juga sedang diujicobakan untuk di lingkungan sekolah.
Baca Juga: Fitur PeduliLindungi Terintegrasi di Aplikasi Lain, Kemenkes Jamin Data Tak Disimpan Aplikator Mitra
Menteri Kesehatan mengatakan aplikasi PeduliLindungi digunakan dengan tiga fungsi utama dalam penanganan pandemi Covid-19, yakni fungsi pertama melakukan skrining terutama di enam aktivitas yang banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Skrining tersebut berupa skrining status vaksinasi dan juga status tes usap.
Enam aktivitas tersebut antara lain perdagangan, perdagangan modern seperti mal atau department store, maupun perdagangan secara tradisional seperti pasar dan toko-toko tradisional.
Aktivitas kedua adalah aktivitas transportasi baik darat, laut, maupun udara.
Aktivitas ketiga, adalah pariwisata terutamanya kuliner, show atau pameran dan lain sebagainya. Keempat, adalah aktivitas bekerja, bisa di kantor atau di pabrik. Aktivitas kelima adalah aktivitas pendidikan di sekolah dasar, SMP, SMA, dan perguruan tinggi.
Pada pembelajaran tatap muka di sekolah sudah dibuat sistem skrining tanpa scan QR Code, dengan mensuplai informasi kasus konfirmasi dan kontak erat peserta didik ke penanggung jawab sekolah melalui integrasi database ke Kemendikbud dan Kemenag. Untuk pengunjung sekolah, tetap menggunakan scan QR Code.
Aktivitas keenam adalah aktivitas keagamaan.
“Dengan demikian, semua aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat dapat diketahui status kesehatannya khususnya berkaitan dengan status vaksinasi dan status swab test,” kata Menkes Budi dikutip pada Sabtu (9/10/2021).
Baca Juga: 11 Aplikasi Populer Terintegrasi dengan PeduliLindungi
Fungsi kedua dari aplikasi PeduliLindungi adalah untuk melakukan fungsi tracing atau fungsi pelacakan. Dengan adanya QR Code untuk memulai suatu aktivitas diharapkan kalau terjadi kasus positif bisa dengan sangat cepat diketahui siapa saja yang ada di tempat tersebut pada waktu tersebut.
Ketiga, untuk mendukung implementasi protokol kesehatan, misalnya kalau scan QR Code hasilnya hijau maka seseorang bisa beraktivitas di tempat tersebut. Tapi kalau kuning atau merah maka tidak boleh beraktivitasi di tempat tersebut.
“Aplikasi PeduliLindungi secara agresif namun bertahap akan kita implementasikan ke enam aktivitas utama tadi untuk fungsi skrining, fungsi tracing, dan fungsi protokol kesehatan,” pungkas Budi.
Ihwal keamanan data, Chief Digital Transformation Office Kemenkes Setiaji mengatakan akan terus ditingkatkan. Tidak ada data pribadi yang disimpan dalam mitra platform. Sistem PeduliLindungi hanya memberikan kode informasi untuk kategori warna.
Baca Juga: PeduliLindungi Kini Terhubung dengan Tiket.com, Begini Cara Gunakannya
Penulis : Hedi Basri Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV/Laman resmi Kemenkes