> >

Menko PMK Minta Pemda Habiskan Stok Vaksin Covid-19: Tidak Boleh Ada yang Tertahan di Gudang

Peristiwa | 27 Juli 2021, 08:23 WIB
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy. (Sumber: KOMPAS/PRIYOMBODO)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meminta pemerintah daerah (Pemda) untuk segera menghabiskan stok vaksin Covid-19 yang ada di gudang. 

Muhadjir menegaskan tidak boleh ada vaksin yang menumpuk di gudang, dia juga menambahkan Pemda harus dapat memaksimalkan vaksinasi Covid-19 di daerah masing-masing.

Pernyataan ini disampaikan Menko PMK dalam kunjungannya mengecek ketersediaan vaksin dan obat-obatan di UPTD Instalasi Farmasi dan Perbekalan Kesehatan Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Senin (26/7/2021).

"Yang di sini segera digunakan. Tidak boleh ada vaksin tertahan di masing-masing gudang paling bawah," kata Muhadjir dalam keterangan tertulis, Selasa (27/7/2021). 

Langkah ini, lanjut dia, adalah untuk mempercepat proses vaksinasi tahap satu seperti yang diperintahkan Presiden Joko Widodo.

Untuk itu dia menekankan tidak boleh ada vaksin yang tertahan, terlebih dengan alasan untuk vaksinasi Covid-19 tahap kedua.

"Jadi tidak boleh ada vaksin yang ngendon (tertahan) di gudang-gudang dengan alasannya untuk nanti untuk vaksin ke dua. Vaksin kedua nanti kita akan atur lagi," tegas Muhadjir. 

Baca Juga: Pemerintah Sudah Terima 5,5 Juta Vaksin Gotong Royong, 1,9 Juta Dosis Sudah Disalurkan

Terlebih, Muhadjir mendapatkan laporan dari Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Andi Sri Juliaty bahwa jumlah vaksinasi di sana masih sangat rendah. 

"Untuk proses vaksinasi tahap pertama baru sebanyak 21,3 persen dari total penduduk, dan untuk proses vaksinasi tahap kedua baru sekitar 10 persen," jelasnya. 

Tak hanya vaksin, dalam kunjungannya itu Muhadjir juga menge mengecek ketersediaan obat-obatan di gudang obat dan Puskesmas Sepinggan Baru.

Dalam pengecekannya itu, Muhadjir melihat stok obat untuk penanganan Covid-19 masih sangat kurang. Dia mendapatkan laporan, jumlah obat antivirus Covid-19 ada yang hanya tinggal 80 tablet (Oseltamifir) , dan tinggal 300 tablet (Fapiravir)

Mendapat laporan tersebut Muhadjir mengaku akan melaporkan masalah kurangnya obat antivirus Covid-19 ke pusat supaya ada kepastian pasokan tambahan. 

Menurut penuturannya, obat menjadi makin penting karena mereka yang tanpa gejala (OTG) atau bergejala ringan harus menjalani isolasi mandiri di rumah.

Di sisi lain, Muhadjir mengaku telah mendapatkan laporan bahwa pihak Pemda sudah mengalokasikan APBD untuk menyediakan obat antivirus di puskesmas-puskesmas. Akan tetapi, menurut dia, anggaran APBD akan sangat terbatas. 

Baca Juga: Akibat Ketersediaan Vaksin Menipis, Kegiatan Vaksinasi Diberhentikan Sementara

Penulis : Isnaya Helmi Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU