> >

PPKM Darurat Kurangi Mobilitas Warga di Jawa-Bali, tapi Pantura Malah Meningkat

Peristiwa | 13 Juli 2021, 23:30 WIB
Ilustrasi penyekatan di jalur Pantura, Rembang, Jawa Tengah. Mobilitas masyarakat di wilayah Pantura, Jawa Barat dan Jawa Tengah meningkat pada 11 Juli-12 Juli 2021. (Sumber: DOK. POLDA JATIM via Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sekaligus Koordinator PPKM Darurat membeberkan data mobilitas masyarakat di Jawa-Bali.

Ia mengatakan, data aktivitas warga pada 11 Juli-12 Juli 2021 menunjukkan penurunan mobilitas di sejumlah wilayah Jawa-Bali.

Namun, terjadi peningkatan pergerakan masyarakat di wilayah pantai utara (Pantura) Pulau Jawa, tepatnya di Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Baca Juga: Bantah Luhut, Pakar Pandemi Sebut Covid-19 di Indonesia sedang Sangat Tidak Terkendali

"Saya berharap beberapa hari ke depan, banyak wilayah-wilayah kuning (mobilitas masyarakatnya turun 20-30 persen) bertambah," ujar Luhut di Jakarta, Selasa (13/7/2021), dikutip dari Antara.

Rinciannya, DKI Jakarta mengalami penurunan mobilitas secara keseluruhan sebesar 21,3 persen. Lalu, wilayah Banten mengalami penurunan mobilitas 18,1 persen. 

Sementara, penurunan mobilitas di Jawa Barat hanya sejumlah 9,0 persen. Mobilitas masyarakat perlu turun lebih jauh untuk menekan lonjakan kasus Covid-19 harian.

Pemerintah memantau penurunan mobilitas melalui tiga indikator, yakni Facebook Mobility, Google Traffic, dan Night Light dari NASA. 

Berdasarkan analisis historis, perlu penurunan mobilitas sebesar 30 hingga 50 persen untuk bisa menekan penyebaran Covid-19.

Agar mobilitas masyarakat turun, pemerintah terus melakukan evaluasi dan penyekatan di beberapa titik di wilayah Jawa dan Bali.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Siapkan RS Darurat Covid-19 di Setiap Kelurahan

Di sisi lain, pemerintah berencana menambah tenaga kesehatan, baik perawat maupun dokter, untuk menghadapi skenario terburuk pandemi.

Luhut menyebut akan mendorong dokter dan perawat yang baru lulus agar segera dapat membantu penanganan Covid-19.

Untuk menarik minat relawan dokter dan perawat baru, Luhut mengatakan, perlu penyediaan fasilitas istirahat yang layak, BPJS kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, dan alokasi biaya komunikasi.

"Kita akan tambah perawat dan dokter yang baru lulus dan akan di-training terlebih dahulu selama tiga hari," kata Luhut.

Selain itu, pemerintah juga memantau kesiapan peningkatan kapasitas rumah sakit untuk menghadapi kenaikan kasus Covid-19.

Pemerintah, kata Luhut, sedang mengupayakan penambahan rumah sakit lapangan dan rumah sakit darurat.

Baca Juga: PPKM Darurat, Pintu Tol Trans-Jawa Ditutup 16-22 Juli

"Saya minta bantuan dari TNI, BNPB, dan Kemenkes untuk terus mencari tempat yang akan dijadikan rumah sakit lapangan dan darurat. Demi membantu pasien yang masih mengantre," ujar Luhut.

Luhut mendorong pula rumah sakit untuk mengubah tempat tidur menjadi tempat perawatan intensif dan ICU.

Ia menargetkan, konversi tempat tidur di seluruh Jawa-Bali akan mencapai 40 persen hingga 50 persen, kecuali di DKI Jakarta, di mana kapasitas rumah sakit sudah tidak mencukupi.

Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU