Antrean ke Pemakamam dan Kisah Penggali Kubur di Tengah Kenaikan Kasus Covid-19
Peristiwa | 2 Juli 2021, 07:08 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Bertepatan dengan pemerintah mengumumkan Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, Kamis (1//7/2021), kasus kematian harian Covid-19 di Indonesia mencetak rekor tertinggi sejak kasus ini merebak 2020 silam.
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan sebanyak 504 orang telah meninggal hanya dalam sehari, Kamis (1/7/2021).
Selain rekor kasus kematian, Satgas juga melaporkan rekor tertinggi kasus positif Covid-19 yang telah menyentuh angka 24.836 orang. Lonjakan tinggi kasus positif ini menjadikan total kasus positif di Tanah Air mencapai 2.203.108 orang.
Ada lima provinsi penyumbang kasus kematian tertinggi, yakni Jawa Tengah sebanyak 180 kasus kematian, disusul Jawa Timur dengan 74 kasus, Jawa Barat melaporkan 65 kasus, DKI Jakarta menambahkan 46 kasus, dan DI Yogyakarta menambahkan 37 kasus kematian. Total kasus meninggal pun telah mencapai angka 58.995 orang.
Para penggali kubur jelas kewalahan.
Baca Juga: Meski Alami Lonjakan, TPM Al-Azhar Tak Batasi Pemakaman Korban Covid-19
Dokter Tirta Mandhira Hudi, seorang aktivis media sosial yang banyak mengedukasi Covid-19, menyebutkan bahwa bukan hanya antrean di rumah sakit, bahkan setelah meninggalpun, mayat tak bisa langsung dikuburkan. "Harus antre bisa sampai empat hari," katanya dalam acara "Rosi" di KOMPAS TV, Kamis (1/7/2021).
Hal senada disampaikan Firmansyah, petugas ambulans di rumah sakit bekasi. "Kamar jenazah full. Satu orang petugas ambulan bisa tiga kali bolak-balik. Sekali bawa dua jenazah," kata Firman di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pedurenan, Bekasi.
Sementara Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono menyebutkan bahwa di tengah kenaikan kasus beberapa hari terakhir, para penggali kubur di wilayahnya mulai dilanda beban kerja berlebih.
Di TPU Tapos, misalnya, para penggali kubur menerima order yang jumlahnya lumayan di luar kebiasaan. "Yang biasanya satu sampai lima atau bahkan sepuluh (makam digali dalam sehari), sekarang sampai 40 galian yang harus mereka lakukan,"katanya.
Sementara itu, masyarakat pun dibuat trenyuh dengan foto petugas penggali kubur di TPU Cikadut Bandung. Para petugas yang memakai baju hasmat itu telihat telentang di atas makam. Kelihatan sekali kelelahan.
Menurut Sekretaris Dinas Tata Ruang Kota Bandung Achmad Tadjudin, para penggali kubur yang bertugas di TPU Cikadut, kewalahan karena peningkatan pemakaman jenazah yang meninggal akibat Covid-19.
Baca Juga: Unggah Video Pemakaman Aria Baron, Armand Maulana Tulis Pesan Menyentuh
Saat ini TPU Cikadut rata-rata menerima lebih dari 20 jenazah yang mesti dimakamkan setiap harinya.
Angka itu merupakan yang tertinggi sejak Covid-19 pertama kali ditemukan kasusnya di Indonesia.
"Awal pandemi itu antara 8-10 (orang per hari). Akhir tahun lalu mulai melandai atau hanya 2-3 pemakaman. Naik lagi pada Juni ini sampai di angka rata-rata 20 ke atas,” ungkap Achmad Tadjudin dari laman resmi Humas Bandung pada 24 Juni 2021.
Pada sisi lain, ada juga kabar bahwa para penggali kubur di TPU khusus Covid-19 di Kota Cimahi mengaku belum mendapat upah yang dijanjikan sejak Februari 2021. Mereka mengaku baru sekali menerima upah, yakni sebesar Rp300.000. Selebihnya belum dapat.
Cecep Suganda (53), misalnya, mengaku sudah bertugas pertama kali menggali lubang kuburan untuk pasien yang meninggal akibat Covid-19 sejak awal kasus ini merebak.
Kepala UPTD Pemakaman Kota Cimahi Dondy Adriandy mengatakan, sebenarnya pihaknya sudah lama mengusulkan pencairan upah jasa tukang gali kubur jenazah Covid-19. Namun memang faktanya sampai sekarang anggarannya belum turun.
Penulis : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV