Politikus PDIP Kecewa Karena Prabowo Pilih Rapat dengan Jokowi daripada DPR
Peristiwa | 1 Juni 2021, 05:00 WIBKarena itu, pengadaan alutsista sebesar Rp1.760 Triliun belum bisa dikatakan ada kerugian negara karena baru sebatas rencana anggaran.
Baca Juga: Prabowo Subianto Minta Kader Partai Gerindra Sabar Soal Pilpres 2024
"Karena itu kan baru konsep perencanaan awal, belum masuk pada tahap pembelian/pengadaan. Kerugian negara bagaimana, anggarannya saja kan masih dihitung. Bahkan mendapat persetujuan pun belum," tegasnya.
Ia menambahkan, bila Menkeu menyetujui rencana pengadaan alutsista ini walau tak sepenuhnya tentu akan sangat mengakselerasi modernisasi alut sista TNI secara signifikan dan memiliki effeck deterent yang tinggi.
"Tentu kita semua berharap dalam pengadaan nanti tetap memperhatikan akuntabilitas dan sesuai dengan kebutuhan user ( pemakai ) dalam hal ini TNI," tandasnya.
Sebelumnya pengamat pertahanan sekaligus akademisi Connie Rahakundini mempertanyakan rencana Menhan Prabowo Subianto soal pembelian alutsista dengan anggaran ribuan triliun itu.
Hasil penelusurannya hingga ke kantor TMI (Teknologi Militer Indonesia) mengungkapkan ketidakyakinannya pekerjaan besar pengadaan alutsista bernilai ribuan triliun.
Hal paling mendasar dari temuan Connie ini adalah seluruh rencana pengadaan harus cair pada 2024 namun beban utangnya baru berakhir 2044.
"DPR khususnya Komisi 1 yang membidangi Pertahanan harusnya bersikap. Dan, seperti biasanya, untuk urusan kredit ekspor harusnya atas sepengetahuan dan persetujuan Bappenas," katanya.
Penulis : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV