Cerita Peneliti ICW yang Mengaku Diteror dan Diretas Saat Diskusi Bersama Mantan Pimpinan KPK
Hukum | 20 Mei 2021, 11:30 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Sejumlah peneliti dari Indonesia Corruption Watch (ICW) mengaku mengalami teror dan akun media sosial (medsos) diretas oleh orang tak dikenal (OTK).
Peretasan ini diketahui mulai dilakukan saat mereka menggelar diskusi secara virtual dengan menghadirkan sejumlah mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Salah satu yang mengalami peretasan adalah Niza Rizkiah salah satu peneliti di ICW. Nisa mengaku peristiwa peretasan atau gangguan yang terjadi saat ICW menggelar diskusi secara daring yang dilakukan lewat ruangan Zoom dan dikhususkan bagi para pembicara dan panitia serta disiarkan langsung di Channel Youtube Sahabat ICW.
Baca Juga: Tolak Keras Tes Wawasan Kebangsaan, Advokat LBH Jakarta dan Aktivis ICW Alami Peretasan Digital
Para mantan komisioner KPK itu mengikuti Konferensi Pers Virtual: Menelisik Pelemahan KPK melalui Pemberhentian 75 Pegawai yang digelar Senin (17/5/2021).
Saat itu Nisa yang didapuk sebagai moderator diskusi pun mulai menceritakan keanehan-keanehan yang dialaminya saat memandu diskusi.
“Yang pertama terjadi ketika narasumber hendak berbicara, yang bagian pertama itu ada Pak Agus Rahardjo dan kedua, Saut Situmorang bermasalah. Kedua ini bermasalah dengan mikrofon. Setiap kali mau berbicara mati, nyala, mati, nyala,” tutur pegiat anti-korupsi ini dalam disksui bertajuk “Teror dan Peretasan Terhadap Pegiat Antikorupsi,” Rabu (19/5/2021).
Awalnya, Nisa beranggapan tombol mikrofon terpencet oleh dua nara sumber tersebut.
“Tapi lama-lama saya ngeh. Kayaknya bukan deh. Pak Agus dan Pak Saut juga bilang ‘saya nggak ngapa-ngapain Mbak. Saya nggak mainin cursor ngak mainin mikrofonnya. Cuma ini mati sendiri. Seolah ada yang matiin,’” jelasnya.
Baca Juga: Simak! Cara Cegah Akun Whatsapp dari Peretasan
Gangguan masih berlanjut saat giliran mantan pimpinan KPK M Jasin berbicara.
“Pak Jasin tidak bisa membuka kamera. Tetapi kalau menurut penuturan Pak Jasin di tampilan Zoom beliau itu sudah muncul videonya. Tetapi di kami masih blank, hitam begitu,” ucapnya.
Gangguan lainnya mantan komisioner KPK Bambang Widjojanto mengalami kesulitan untuk bergabung ke ruang Zoom.
“Setelah masuk mikrofonnya tidak bisa dan videonya juga tidak bisa ditampilkan. Akhirnya bisa juga Pak Bambang menyalakan video dan mikrofonnya,” ujarnya.
Ketika proses diskusi berjalan, kata dia, ada banyak sekali yang mencoba masuk ke ruangan Zoom. Padahal link meetingnya itu tidak disebar kepada siapapun oleh pihak panitia ICW. Link Zoom hanya disebar kepada para narasumber.
“Tetapi banyak yang mencoba untuk masuk. Namanya awalnya tidak dikenal gitu, nama orang biasa. Tetapi lama kelamaan yang masuk ke dalam zoom itu menggunakan nama-nama temen-temen ICW, juga nama-nama alumni ICW. Jadi untuk mengelabui, supaya yang ada ruang zoom, seperti saya dan yang lain diharapkan bisa terkecoh,” jelasnya.
Baca Juga: ICW Minta Ketua KPK Firli Bahuri Cabut SK yang Bebastugaskan 75 Pegawai Tak Lolos TWK
Bahkan kata dia, ada satu orang mencoba masuk menggunakan nama mantan ketua KPK Abraham Samad. Masuk ke ruang zoom diskusi, yang bersangkutan memutar video porno.
“Kita kan mengira itu pak Abraham Samad. Ketika dimasukkan ke dalam ruangan zoom, dia membuka kameranya, lalu dia menutup wajahnya dengan handphone. Nah layar handphonenya orang itu cukup besar dan terus muncul video, dia memutar video porno,” ucapnya.
“Itu kemudian kita take out,” tambahnya.
Di luar ruangan zoom, lanjut dia, panitia ICW dan para narasumber mendapat gangguan handphone terus berdering.
“Baik saya maupun narasumber handphonenya terus berdering, karena kami menerima panggilan yang tidak diketahui, yang jumlahnya tidak sedikit. Kemudian terjadi peretasan-peretasan di situs media sosial yang kita miliki,” tandas dia seperti juga diberitakan Tribunnews.
Baca Juga: Beberkan Alasan Ingin Aktif Lagi di KPK, Penyidik Harun Al Rasyid: Banyak Kasus yang akan Kami OTT
Penulis : Gading Persada Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV