> >

Cerita Peneliti ICW yang Mengaku Diteror dan Diretas Saat Diskusi Bersama Mantan Pimpinan KPK

Hukum | 20 Mei 2021, 11:30 WIB
Salah satu peneliti ICW Nisa Rizkiah saat hadir dalam sebuah diskusi secara virtual mengungkapkan teror dan peretasan yang dilakukan orang tak dikenal kepada dirinya. (Sumber: Tangkapan layar diskusi yang digelar Tribunnews.)

“Pak Jasin tidak bisa membuka kamera. Tetapi kalau menurut penuturan Pak Jasin di tampilan Zoom beliau itu sudah muncul videonya. Tetapi di kami masih blank, hitam begitu,” ucapnya.

Gangguan lainnya mantan komisioner KPK Bambang Widjojanto mengalami kesulitan untuk bergabung ke ruang Zoom.

 “Setelah masuk mikrofonnya tidak bisa dan videonya juga tidak bisa ditampilkan. Akhirnya bisa juga Pak Bambang menyalakan video dan mikrofonnya,” ujarnya.

Ketika proses diskusi berjalan, kata dia, ada banyak sekali yang mencoba masuk ke ruangan Zoom. Padahal link meetingnya itu tidak disebar kepada siapapun oleh pihak panitia ICW. Link Zoom hanya disebar kepada para narasumber.

“Tetapi banyak yang mencoba untuk masuk. Namanya awalnya tidak dikenal gitu, nama orang biasa. Tetapi lama kelamaan yang masuk ke dalam zoom itu menggunakan nama-nama temen-temen ICW, juga nama-nama alumni ICW. Jadi untuk mengelabui, supaya yang ada ruang zoom, seperti saya dan yang lain diharapkan bisa terkecoh,” jelasnya.

Baca Juga: ICW Minta Ketua KPK Firli Bahuri Cabut SK yang Bebastugaskan 75 Pegawai Tak Lolos TWK

Bahkan kata dia, ada satu orang mencoba masuk menggunakan nama mantan ketua KPK Abraham Samad. Masuk ke ruang zoom diskusi, yang bersangkutan memutar video porno.

“Kita kan mengira itu pak Abraham Samad. Ketika dimasukkan ke dalam ruangan zoom, dia membuka kameranya, lalu dia menutup wajahnya dengan handphone.  Nah layar handphonenya orang itu cukup besar dan  terus muncul video, dia memutar video porno,” ucapnya.

“Itu kemudian kita take out,” tambahnya.

Di luar ruangan zoom, lanjut dia, panitia ICW dan para narasumber mendapat gangguan handphone terus berdering.

“Baik saya maupun narasumber handphonenya terus berdering, karena kami menerima panggilan yang  tidak diketahui, yang jumlahnya tidak sedikit. Kemudian terjadi peretasan-peretasan di situs media sosial yang kita miliki,” tandas dia seperti juga diberitakan Tribunnews.

Baca Juga: Beberkan Alasan Ingin Aktif Lagi di KPK, Penyidik Harun Al Rasyid: Banyak Kasus yang akan Kami OTT

Penulis : Gading Persada Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU