Kisah Bupati Nganjuk Novi Rahman yang Kena OTT, Eh Tidak Diakui PKB dan PDI-P sebagai Kader
Hukum | 11 Mei 2021, 03:02 WIBBaca Juga: Bupati Nganjuk Diduga Jual Beli Jabatan, Bareskrim Jelaskan Modus Operandinya
Atas dasar itu, Luqman pun meminta agar tidak ada pihak yang mengaitkan Novi dengan PKB.
Sementara itu, Ketua DPP PDI-P Djarot Saiful Hidayat malah menampik pernyataan Novi dalam video tersebut. Ia mengatakan, Novi bukan kader PDI-P.
"Bukan anggota dan tidak ber-KTA PDI Perjuangan," ujar Djarot, kemarin.
Menurut pria yang pernah menjadi Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta itu, yang merupakan kader PDI-P adalah Wakil Bupati (Wabup) Nganjuk, Marhaen Djumadi.
Djarot pun menuturkan, Marhaen merupakan salah satu Wakil Ketua DPD PDI-P Jawa Timur.
"Wakil bupatinya yang kader pengurus, salah satu Wakil Ketua DPD Jatim. Waktu Pilkada keduanya diusung PDI Perjuangan dan PKB," tutur Djarot.
Baca Juga: Bupati Nganjuk Terjaring OTT KPK, Begini Kronologi Penangkapannya
Pada OTT tersebut, Selain Novi Rahman, KPK juga menetapkan enam tersangka. Keenam tersangka tersebut yakni Camat Pace Dupriono, Camat Tanjunganom, Plt Camat Sukamoro Edie Srijato dan Camat Berbek Haryanto.
Kemudian, Camat Loceret Bambang Subagio, Mantan Camat Sukamoro Tri Basuki Widodo dan ajudan Bupati Nganjuk, M Izza Muhtadin.
Dikutip dari portal informasi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nganjuk, Novi Rahman Novi Rahman lahir di Nganjuk, Jawa Timur, pada 2 April 1980. Ia bertempat tinggal di Dusun Bedingin, Sukorejo, Loceret, Jawa Timur.
Penulis : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV