> >

KSAD: Cukup Sering Anggota TNI Membelot dari Kesatuan, Setiap Tahun Banyak

Kriminal | 20 April 2021, 15:37 WIB
KSAD Jenderal Andika Perkasa dalam upacara sertijab saat menerima laporan kenaikan pangkat perwira tinggi TNI AD, Senin (8/2/2021). Jenderal Andika mengatakan, cukup sering anggota TNI membelot dari kesatuan. (Sumber: Dispenad)

JAKARTA. KOMPAS.TV - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa mengungkapkan setiap tahun banyak anggota TNI yang membelot atau melarikan diri dari kesatuan.

Jenderal Andika mengatakan, anggota TNI kabur karena berbagai alasan. Masalah ekonomi, seperti terjerat utang hingga masalah pemasalahan asusila menjadi sebagian alasan.

“Motivasi beda-beda, ada yang karena utang, ada yang karena mungkin merasa tidak cocok, ada yang mungkin karena masalah susila, macem-macem itu begitu banyak,” ujar Andika kepada awak media di Pomdam Jaya Jakarta Selatan, Selasa (20/4/2021).

Baca Juga: Joseph Paul Zhang Masih WNI, Ini Penjelasan Bareskrim Polri

Menurut Andika, anggota TNI yang kabur tak cuma terjadi di Papua. Bahkan, ia menyebut hal itu cukup sering terjadi.

“Sebetulnya kasus ini bukan hanya terjadi kali ini, walau tidak sama persis tapi prajurit yang lari atau tinggalkan dinas dan tidak kembali lagi itu cukup sering,” ucap Andika.

Andika pun tak mau mengaitkan perilaku membelot ini dengan daerah dan etnis tertentu.

“Saya terbuka, enggak bohong. Setiap tahun begitu banyak. Dan itu dilakukan oleh prajurit dengan latar belakang maupun etnis yang beda-beda, kami tidak akan ambil kesimpulan bahwa ini ada hubungan dengan putra daerah,” bebernya.

Terhadap para pembelot ini, TNI akan menjalankan proses hukum dan tak melepas mereka begitu saja.

Baca Juga: Penelusuran TKP Penusukan Brimob dan Kopassus, Masih Ada Pecahan Botol Kaca

Ia menyebut, tak cuma para pembelot yang mesti menanggung perbuatannya. Atasan langsung anggota TNI itu pun mesti bertanggung jawab.

“Kita juga briefing para komandan satuan dan ini termasuk penilaian. Ini yang kami lakukan. Kita tidak hanya lihat individu yang melakukan tindak pidana, tetapi bagaimana leadership atau kepemimpinan di atasnya,” kata Andika.

Sebelumnya, seorang prajurit TNI bernama Pratu Lucky Y Matuan atau Lukius bergabung dengan kelompok separatis bersenjata di Intan Jaya, Papua.

Pratu Lukius merupakan personel Raider 400 yang berada di bawah komando Kodam IV/Diponegoro.

Baca Juga: Puncak Kubah Berbentuk Buah Nanas, Masjid Kanas di Banjarmasin Sarat Filosofi Pembersihan Hati

Andika menyatakan, Pratu Lukius kabur dengan membawa dua magasin berisi 70 butir peluru kaliber 5,56 milimeter.

“Senjatanya ditinggal semua, perlengkapan ditinggal kecuali ada yang dibawa, yang dibawa ada dua magasen. Magasen itu tempatnya, rumahnya peluru yang dimasukkan ke dalam senjata. Senjatanya dia tinggal, tetapi dua magasin dengan isi 70 butir amunisi 5,56 mm itu yang dibawa," ungkap Andika.

Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU