WHO Masih Selidiki Kasus Pembekuan Darah Efek Vaksin AstraZeneca
Kesehatan | 16 Maret 2021, 18:55 WIBKOMPAS.TV - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masih menyelidiki laporan tentang kejadian pembekuan darah pada beberapa orang yang menerima vaksin Covid-19 dari AstraZeneca.
Kejadian pembekuan darah ini membuat sejumlah negara melakukan penangguhan vaksin AstraZeneca.
Di antaranya, Irlandia, Denmark, Norwegia, Islandia, Belanda, Thailand, Indonesia, dan belasan negara lain karena mempertimbangkan masalah keamanan.
Hingga Rabu (10/3/2021), sekitar 5 juta orang di Eropa telah mendapat suntikan vaksin Covid-19 yang dikembangkan AstraZeneca dan Universitas Oxford.
Baca Juga: Penggunaan Vaksin Covid-19 AstraZeneca Ditunda, BPOM Tunggu WHO
Dari jumlah tersebut, 30 orang dilaporkan mengalami troemboemboli.
Troemboemboli adalah gumpalan darah yang terbentuk di pembuluh darah dan menghalangi aliran darah.
Pihak AstraZeneca mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Jumat (12/3/2021) bahwa sejauh ini tidak ada bukti yang menunjukkan vaksin mereka menyebabkan risiko penggumpalan darah.
Sementara itu, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut bahwa Komite Penasihat Global untuk Keamanan Vaksin WHO saat ini tengah meninjau keamanan vaksin dan menilai laporan terkait vaksin AstraZeneca secara sistematis.
"Segera setelah WHO memperoleh pemahaman menyeluruh tentang kejadian ini, temuan dan segala perubahan rekomendasi akan segera diberitahukan ke publik," kata Tedros seperti dilansir CNBC News via Kompas.com.
Dr Mariangela Simao, asisten direktur jenderal WHO untuk akses ke obat-obatan dan produk kesehatan, memperkirakan bahwa WHO kemungkinan sudah memiliki pernyataan resmi minggu ini, saat penyelidikan sudah selesai.
"WHO memiliki kewajiban untuk terus melanjutkan imunisasi sampai kami menemukan hubungan sebab akibat yang jelas,” katanya.
Dr. Soumya Swaminathan, kepala ilmuwan WHO, mengatakan masih belum jelas apakah vaksin tersebut benar-benar menyebabkan penggumpalan darah.
Baca Juga: Thailand Putuskan Vaksin AstraZeneca Aman, Perdana Menteri Prayut dan Pejabat Jalani Vaksinasi
Seorang juru bicara AstraZeneca mencatat bahwa jumlah yang diamati dari kejadian ini secara signifikan lebih rendah pada mereka yang divaksinasi dari pada yang diharapkan di antara populasi umum.
“Efek samping yang dilaporkan setelah vaksinasi harus dilihat dalam konteks kejadian yang terjadi secara alami dalam populasi,” kata Swaminathan.
“Hanya karena dilaporkan setelah vaksinasi, bukan berarti itu karena vaksinasi. Itu bisa sama sekali tidak berhubungan," sambungnya.
Regulator obat Eropa, European Medicines Agency (EMA), telah menekankan bahwa tidak ada indikasi vaksin AstraZeneca menyebabkan pembekuan darah.
EMA masih yakin bahwa vaksin AstraZeneca memiliki manfaat yang lebih besar daripada risikonya.
“Laporan pembekuan darah yang diterima sejauh ini tidak lebih besar dari jumlah orang yang divaksinasi,” kata Dr. Phil Bryan, kepala keamanan vaksin di Badan Pengatur Produk Obat dan Kesehatan Inggris.
“Keamanan masyarakat akan selalu diutamakan. Kami sedang meninjau masalah ini dengan cermat tetapi bukti yang tersedia tidak mengkonfirmasi bahwa vaksin adalah penyebabnya. Orang harus tetap pergi dan mendapatkan vaksin COVID-19 ketika diminta, ”tambahnya.
Baca Juga: Antisipasi Pembekuan Darah, Irlandia Tangguhkan Sementara Penggunaan Vaksin AstraZeneca
Penulis : Fadhilah Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV