Setelah Varian Baru Virus Corona B-117 Kini Muncul N439K, di Indonesia Ada 48 Kasus
Update corona | 11 Maret 2021, 19:21 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Mutasi baru virus corona kembali ditemukan di Inggris yakni N439K. Mutasi virus corona N439K ini dinilai lebih ‘pintar’ menghadapi antibodi dibanding mutasi virus corona lainnya. Selain di Inggris mutasi virus corona ini sudah tersebar di 30 negara.
Di Indonesia, Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eujkman telah menemukan 48 kasus mutasi N439K dari pemeriksaan 547 sampel disequens dan dikirimkan ke bank data Global Initative on Sharing All Inflenza Data (GISAID).
Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih meminta masyarakat untuk mewaspadai adanya mutasi virus corona N439K.
Baca Juga: IDI Ingatkan Ada Mutasi N439K, Disebut Mutasi yang Lebih Pintar
Penggunaan masker dan disiplin menjalankan protokol kesehatan menjadi salah satu upaya dalam mencegah mutasi virus corona N439K masuk ke tubuh. Apalagi rata-rata seseorang terpapar Covid-19 tidak memiliki gejala.
Daeng menjelaskan mutasi N439K ini tidak dikenali oleh polyclonal antibody yang terbentuk dari imunitas orang yang pernah terinfeksi.
"Varian N439K ini ternyata lebih smart dari varian sebelumnya karena ikatan terhadap reseptor ACE2 di sel manusia lebih kuat, dan tidak dikenali oleh polyclonal antibody yang terbentuk dari imunitas orang yang pernah terinfeksi," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (11/3/2021).
Penyebaran N439K
Epidemiolog Universitas Griffith Dicky Budiman menjelaskan strain baru virus corona N439K ini banyak ditemukan di Eropa.
Baca Juga: Muncul Mutasi Corona B117, Vaksin Covid-19 Masih Efektif?
N439K dianggap sebagai salah satu mutasi yang merugikan karena pola penyebarannya mirip seperti virus awal yang ditemukan di Wuhan, China.
Strain N439k ini tidak lebih ganas dibandingkan yang lainnya, namun lebih menempel secara efektif dan mengikat reseptor ACE2.
Nah reseptor ACE2 pada manusia ini merupakan 'pintu masuk' bagi virus untuk memasuki sel inang. Karena virus pada umumnya hidup menempel pada sel inang.
Baca Juga: Dinkes Sumsel Tracing 24 Kontak Erat Kasus Varian Baru Covid-19
"Nah mutasi (virus corona) itu ada banyak dan salah satunya untuk mutasi yang merugikan itu N439K. Bukan karena lebih ganas ya, tapi dia lebih efektif menempel dan mengikat lebih kuat ke reseptor ACE2," ujar Dicky, Kamis (11/3/2021). Dikutip dari Tribunnews.com.
Penulis : Johannes-Mangihot
Sumber : Kompas TV