> >

Pakar Akui Ada Perbedaan Kerumunan soal Habib Rizieq dan Jokowi di NTT

Berita utama | 28 Februari 2021, 11:25 WIB
Presiden Jokowi melambaikan tangan pada warga Maumere, NTT yang menyambutnya, Selasa (23/2/2021). (Sumber: Jayalah.negeriku)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kunjungan Presiden Jokowi ke NTT ternyata menimbulkan kerumunan. Wakil Ketua Dewan Penasihat Partai Hanura Inas Nasrullah Zubir menyebut ada perbedaan efek kerumunan yang ditimbulkan Jokowi dan Habib Rizieq.

Selain Jokowi adalah Presiden, sebagian besar warga NTT memilih Jokowi - Ma'ruf Amin saat Pilpres 2019.

"Seorang presiden yang dicintai oleh rakyatnya, pasti akan ditunggu kehadiran dengan sangat antusias dalam kondisi apapun. Sehingga tidak bisa seenaknya menyalahkan Pak Jokowi yang begitu dicintai oleh rakyat NTT," kata Inas mengutip Tribunnews, Minggu (28/2/2021).

Inas menambahkan, Jokowi selalu ingin dekat dengan rakyatnya. Hal itu terlihat saat Jokowi menyapa warga melalui jendela mobil.

"Wajar saja jika beliau selalu senang dan bersemangat untuk bertemu dengan rakyatnya," ujarnya.

Karena itu, menurut Inas, tim protokoler dan Paspampres harus kerja lebih keras mengingatkan Jokowi tentang pentingnya menghindari kerumunan masyarakat saat ia kunjungan ke daerah.

Apalagi saat ini masih di masa pandemi. Inas mengatakan, kerumunan massa saat menyambut Jokowi tidak merugikan masyarakat lainnya.

Berbeda dengan saat massa menyambut kedatangan Habib Rizieq Shihab di Bandara Soekarno-Hatta, beberapa waktu lalu, dan saat Habib Rizieq menikahkan putrinya.

"Peristiwa kerumunan di NTT ini sebenarnya tidak separah kerumunan ketika Habib Rizieq Shihab dijemput oleh pendukungnya di Bandara Soetta. Habib Rizieq Shihab sempat berorasi dari atas mobil yang terbuka kapnya, tapi ternyata juga tidak diproses oleh kepolisian," tutur Inas.

Meski demikian, Inas berharap peristiwa seperti di NTT tidak terulang. Protokoler dan Paspampres perlu meninjau kembali SOP dalam mengatur kunjungan kerja Presiden.

Hal senada disampaikan Sosiolog Universitas Nasional Sigit Rohadi.

"Respons masyarakat terhadap Presiden pasti antusias, apalagi di Indonesia Timur," ujar Sigit.

Sigit menilai ada kelemahan pengamanan di tingkat daerah, sehingga warga bisa berkerumunan. Namun, dia menilai kerumunan di NTT dan kerumunan saat Habib Rizieq Shihab menikahkan anaknya berbeda.

"Karena Presiden Jokowi tidak aktif seperti mengundang atau sejenisnya, tapi tetap saja menimbulkan sinisme sebagian masyarakat," ujar Sigit.

Penulis : Ade-Indra-Kusuma

Sumber : Kompas TV


TERBARU