Cegah Aksi KKB di Papua, DPR Saran Tambahan Aparat Keamanan hingga Ruang Dialog
Politik | 11 Februari 2021, 17:02 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – DPR meminta Polri bisa menambah parat keamanan di titik-titik rawan tejadinya aksi penembakan yang dilakukan kelompok Kriminal bersenjata (KKB) di Papua.
Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin menilai belakangan ini aksi KKB mengancam keamanan hidup masyarakat. Khususnya di daerah Intan Jaya, Papua.
Selain menambah personel aparat keamanan, pemerintah juga perlu menyiapkan tim penanganan konflik secara khusus, karena KKB telah menghambat roda pemerintahan daerah setempat.
Baca Juga: Waspada! Anak Putus Sekolah di Papua Jadi Sasaran Perekrutan KKB
“Hal ini perlu campur tangan dari pemerintah pusat sebab KKB telah menghambat dan memberhentikan sebagian jalan pemerintahan daerah setempat," ujar Azis, Kamis (11/2/2021). Dikutip dari Antara.
Lebih lanjut, Azis menilai pemerintah perlu memikirkan solusi lain untuk meredam aksi KKB.
Salah satunya membuka ruang dialog dengan pendekatan yang persuasif bersama tokoh agama dan tokoh masyarakat di Intan Jaya, untuk menciptakan rekonsiliasi dan perundingan damai yang dapat menghentikan aksi KKB.
"Kebijakan-kebijakan itu harus segera dilakukan agar keamanan masyarakat dapat dipastikan terjaga dengan baik," ujar Azis.
Baca Juga: Detik-detik KKB Tembaki Polisi dari Atas Gunung Selama Dua Jam Usai Bunuh Tukang Ojek
Sebelumnya aksi teror yang dilakukan KKB kerap kali terjadi di Kabupaten Intan Jaya, Papua. Pada Senin 8 Februari 2021, anggota KKB menembak seorang warga sipil di Kampung Bilogai, Distrik Sugapa, Intan Jaya.
Selasa 9 Februari 2021, KKB menikam seorang tukang ojek hingga tewas di Kampung Ilambet, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua.
Keesokan harinya, KKB menembaki personel Kepolisian Resor Puncak yang hendak mengamankan motor milik tukang ojek tersebut.
Baca Juga: Pangdam Cendrawasih Bongkar Kekuatan KKB, Ini Wilayah Operasionalnya yang Dikenal Rawan
Kapolres Puncak, AKBP Dicky Saragih menjelaskan penembakan terjadi sekitar jam 10 pagi waktu setempat dan berlangsung hampir selama dua jam.
Namun, kontak senjata tidak terjadi secara sporadis karena diduga KKB ingin mengganggu personel kepolisian yang ingin mengamankan motor milik korban pembunuhan.
“Jarak tembaknya jauh, sekitar ratusan meter, mereka tembak dari atas gunung," ujar Dicky, saat dihubungi, Rabu (10/2/2021). Dikutip dari Kompas.com.
Bupati Intan Jaya Natalis Tabuni mengungkapkan, adanya KKB itu membuat warga ketakutan dan terpaksa mengungsi.
Baca Juga: Sebelum Tewas Ditembak KKB, Anggota TNI Pratu Dedi Hamdani Sempat Telepon Ibunya Tapi Tak Diangkat
Menurut Natalis, sekitar 400 warga kampung Bilogai, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, kini mengungsi ke pastoran Gereja Katolik karena takut menjadi sasaran KKB.
Penulis : Johannes-Mangihot
Sumber : Kompas TV