> >

Profil Natalius Pigai, Mantan Komisioner Komnas HAM yang Jadi Korban Rasisme Ambroncius Nababan

Peristiwa | 26 Januari 2021, 14:07 WIB
Polisi layangkan surat panggilan pemeriksaan terhadap Ambroncius Nababan yang telah bersikap rasis terhadap Natalius Pigai. (Sumber: Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS TV - Mantan komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Natalius Pigai, menjadi sorotan publik akhir-akhir ini.

Sebab, pria yang akrab disapa Pigai itu menjadi korban rasisme yang diduga dilakukan oleh relawan Jokowi-Maruf Amin, Ambroncius Nababan. 

Baca Juga: Masyarakat Batak di Papua Kecam Ambroncius Nababan yang Hina Natalius Pigai Bernada Rasisme

Dalam pernyataannya di media sosial, Ambroncius Nababan menghina Pigai dengan nada rasisme setelah menyandingkan tokoh Papua tersebut dengan foto seekor gorila di akun Facebook pribadinya.

Lantas, siapa sebenarnya Natalius Pigai yang membuat Ambroncius menyerang pribadinya dengan nada rasisme?

Jauh sebelum kasus penghinaan bernada rasisme, Natalius Pigai sudah dikenal oleh publik.

Itu ketika dirinya menjabat sebagai komisioner Komnas HAM pada periode 2012 sampai 2017. Ia merupakan satu-satunya komisioner yang berasal dari Papua.

Baca Juga: Politikus Gerindra Soal Kasus Natalius Pigai:  Saya Akan Kawal Ketat

Natalius Pigai diketahui lahir pada 28 Juni 1975 di Paniai, Irian Jaya. Ia merupakan lulusan Sarjana Ilmu Pemerintahan dari Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa Yogyakarta pada 1999.

Pigai juga tercatat pernah mengikuti beberapa pendidikan nonformal di antaranya Pendidikan Statistika di Universitas Indonesia, Pendidikan Peneliti di LIPI dan Kursusn Kepemimpinan di LAN.

Selain Komnas HAM, saat itu Pigai juga aktif di beberapa organisasi kemanusiaan dan lingkungan hidup di Walhi, PRD, PMKRI, Kontras Rumah Perubahan, dan Petisi 28. 

Pada tahun 1997, Pigai pernah menjabat sebagai Ketua Asosiasi Mahasiswa Papua Internasional.

Baca Juga: Ambroncius Nababan Minta Maaf pada Natalius Pigai dan Masyarakat Papua

Dua tahun kemudian, pada 1999 sampai 2004Pigai pernah menjadi staf khusus Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia, Alhilal Hamdi, dan Jacob Nuwa Wea.

Lalu pada 2006 sampai 2008, ia pernah menjadi tim asistensi Dirjen Kesbangpol Sudarsono Hardjosukerto. 

Kemudian pada 2008 sampai 2009, Pigai juga pernah menjadi Penasihat BRR Aceh-Nias di Deputi Pengawasan dan Menulis Ensiklopedia Tsunami Aceh-Nias.

Tak hanya itu, Pigai juga pernah mengabdi di beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) seperti Yayasan Cindelaras dan Yayasan Sejati.

Baca Juga: Kasus Rasisme pada Natalius Pigai, Kapolda Papua: Tangkap Pelakunya, Termasuk Orang yang Memviralkan

Setelah masa jabatannya berakhir di Komnas HAM, Pigai sempat mencalonkan diri di Pilgub Papua 2018.

Setahun kemudian, ia mencalonkan diri sebagai Ketua Umum KPK. Namun, kedua upaya Pigai tersebut gagal.

Pigai yang berlatar belakang sebagai seorang aktivis memang kerap melancarkan kritik kepada pemerintah. Tak terkecuali di masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Pada saat Jokowi menjabat sebagai Presiden RI, Pigai kerap melontarkan kritiknya. Pertama, terkait pemblokiran internet di Papua. 

Baca Juga: Ambroncius Jelaskan Postingannya yang Tampilkan Foto Natalius Pigai dengan Gorila

Pigai menilai pemerintahan Jokowi sengaja memblokir internet agar dunia internasional tidak bisa melihat potret sebenarnya kondisi Papua.

Selanjutnya, Pigai juga pernah melontarkan kritik bahwa kunjungan Presiden Jokowi ke Papua tidak ada manfaatnya bagi masyarakat Papua.

Terakhir, Pigai mengkritik kebijakan pemerintah pusat soal vaksinasi Covid-19. Kritik terakhir yang dilontarkannya inilah belakangan membuat Ambroncius Nababan menghina Natalius Pigai dengan nada rasisme. 

Sementara itu, Ambroncius Nababan telah meminta maaf kepada Natalius Pigai dan masyarakat Papua.

Baca Juga: Terlapor Kasus Rasisme Natalius Pigai Datangi Mabes Polri, Berkata Siap Bertanggung Jawab

"Saya memohon maaf kepada Saudara Natalius Pigai dan masyarakat Papua. Mungkin ada yang tersinggung dan menganggap saya menghina masyarakat luas, apalagi melakukan rasis," kata Ambroncius melalui video yang diunggah di akun Youtube Widjaja Tjahjadi, Senin (25/1/2021).

Ambroncius mengaku, tidak mungkin melakukan tindakan rasialisme terhadap masyarakat Papua karena sudah diadati di Papua lewat acara lompat piring dan bakar batu.

Adapun ujaran rasialisme yang dilakukannya itu hanya ditujukan kepada Natalius Pigai, bukan kepada masyarakat Papua secara keseluruhan.

Penulis : Tito-Dirhantoro

Sumber : Kompas TV


TERBARU