> >

Menkes: Virus Corona Varian Baru Lebih Cepat Menular tapi Tak Terbukti Lebih Parah

Update corona | 30 Desember 2020, 06:05 WIB
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin. Menkes: Virus Corona Varian Baru Lebih Cepat Menular tapi Tak Terbukti Lebih Parah. (Sumber: YouTube Sekretariat Presiden)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkap sejumlah fakta tentang varian baru virus corona SARS Cov-2 atau yang dikenal dengan Covid-19.

Menurut masukan yang diterimanya dari para ahli, virus corona varian baru yang muncul pertama di London, Inggris, itu memang lebih menular.

Namun, meski lebih cepat menular, Budi menyebut bahwa virus mutasi Covid-19 belum terbukti menyebabkan keparahan yang lebih dari Covid-19. Sehingga virus baru tersebut tidak kenimbulkan bahaya yang lebih besar.

Baca Juga: Antisipasi Varian Baru Corona, Indonesia Tutup Kedatangan WNA Mulai 1 Januari 2021

"Nomor satu, strain ini ada kemudian memang lebih cepat menular. Nomor dua, strain ini ada tapi tidak terbukti dia lebih parah, jadi walaupun tertular tapi tidak terbukti dia lebih parah ya," kata Budi dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (29/12/2020).

Selain itu, menurut para ahli, virus yang dinamakan B117 atau N501Y itu bisa dideteksi dengan alat yang ada sekarang seperti swab antigen dan swab PCR.

Namun, Budi belum dapat memastikan apakah varian virus ini sudah ada di Indonesia atau belum.

"Sampai sekarang kita belum tahu karena untuk bisa mendeteksi strain virus ini harus dilakukan whole genome sequencing, harus di-sequence genetic information dari virus ini," jelasnya.

Budi meminta agar masyarakat tak terlalu cepat mengambil kesimpulan mengenai mutasi virus ini.

Kendati demikian, Kementerian Kesehatan terus mengupayakan sejumlah langkah untuk mendeteksi keberadaan varian baru virus corona melalui koordinasi dengan beberapa laboratorium di Tanah Air.

Kemenkes juga bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang memiliki kemampuan untuk melakukan genome sequencing.

Di samping itu, lanjut Budi, pihaknya akan memastikan rumah sakit-rumah sakit rujukan yang banyak merawat pasien Covid-19 mengirimkan sampel secara rutin ke jaringan laboratorium mitra pemerintah.

"Dan kami akan memastikan bahwa kita melakukan rutin genome sequencing untuk melihat apakah ada strain baru, dan kita akan selalu bekerja sama dengan lab-lab internasional yang rutin melakukan genome sequencing ini untuk melihat, mengetahui pola penyebarannya di dunia," katanya.

Baca Juga: Pemerintah Larang WNA Masuk Indonesia, WNI di Luar Negeri Boleh Pulang dengan Syarat

Langkah Antisipasi

Untuk mengantisipasi penyebaran varian baru virus corona, Budi mengimbau masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan yakni mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak.

Seperti diketahui, varian baru dari virus corona SARS-CoV-2 telah diidentifikasi di Inggris bagian tenggara.

Varian baru virus corona disebut bisa menyebar dengan lebih cepat di beberapa bagian wilayah negara Inggris.

Hingga 13 Desember 2020, telah terkonfirmasi setidaknya 1.108 kasus dengan varian ini yang telah diidentifikasi di wilayah Inggris bagian selatan dan timur.

Baca Juga: Waspada! 7 Gejala Terpapar Varian Baru Corona

 

Penulis : fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU