> >

Penolak Deklarasi KAMI Unjuk Rasa, Ternyata Dibayar Rp 100 Ribu

Politik | 9 September 2020, 04:30 WIB
Puluhan warga yang tergabung dalam ICC kembali menggelar aksi lanjutan dari penolakan rencana digelarnya deklarasi KAMI di depan Grand Pasundan Hotel, Bandung, Minggu (6/9/2020), (Sumber: Tribun Jabar/ Cipta Permana)

BANDUNG, KOMPAS TV - Deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Bandung, Jawa Barat pada Senin (7/9/2020) sempat dihalangi oleh sejumlah pihak.

Salah satunya adalah pihak yang mengatasnamakan mahasiswa. Kelompok tersebut melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat pada hari yang sama dilakukannya Deklarasi KAMI.

Salah satu peserta aksi unjuk rasa yang menolak KAMI berhasil diamankan. 

Baca Juga: Isi Deklarasi KAMI Din Syamsuddin di Bandung, Bahas Pledoi Soekarno

Ia mengaku mendapat bayaran sebesar Rp 100.000 untuk melakukan aksi menolak deklarasi KAMI yang dimotori mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo dan mantan Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin.

Pengakuan salah satu peserta aksi unjuk rasa itu terekam dalam sebuah video berdurasi 1 menit 47 detik yang diunggah ke media sosial Twitter oleh akun bernama @Joker_killer76. 

Dalam video itu, pemuda yang mengaku sebagai mahasiswa telah mengakui mendapat bayaran tersebut untuk ikut dalam aksi unjuk rasa. 

“Salah seorang dari gerombolan penghadang deklarasi KAMI Jabar depan Gedung Sate Bandung 7/9/2020 yang berhasil diamankan. Ternyata mereka dibayar Rp100 ribu perorang. Siapa dalang yang membayar mereka?” tulisnya.

Baca Juga: Isi Deklarasi KAMI Din Syamsuddin di Bandung, Bahas Pledoi Soekarno

Pemuda yang mengaku dibayar itu turut serta dalam aksi bersama dua temannya. Mereka diajak untuk melakukan aksi menolak deklarasi KAMI. 

“Gini saja pak, saya terus terang saja. Yang dua lagi teman, tapi temannya teman,” ucapnya saat diintrogasi sejumlah orang.

“Kamu dibayar berapa?” tanya orang yang mengintrogasinya.

“Rp100 ribu,” jawab pemuda yang mengaku mahasiswa salah satu universitas di Bandung.

Ketika ditanya siapa yang menyuruh untuk menghalangi deklarasi KAMI, mahasiswa itu sempat mengaku tidak tahu. 

Baca Juga: Deklarasi KAMI Jabar, Gatot Nurmantyo: Jangan Alergi dengan KAMI

Tapi, setelah didesak mahasiswa itu akhirnya menyebutkan nama orang yang menyuruhnya.

“Tujuannya kamu disuruh dan dibayar itu apa?” tanya orang yang mengintrogasi.

“Saya disuruh doang, enggak tahu apa-apa,” kata mahasiswa berambut gondrong itu.

“Disuruh tapi tidak tahu tujuannya. Kalau disuruh maling mau?” tanya seorang pria yang menginterogasi mahasiswa tersebut.

Seperti diketahui, kericuhan sempat mewarnai aksi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang digelar di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (7/9).

Baca Juga: Deklarasi KAMI di Bandung Tak Miliki Izin Kepolisian

Kericuhan terjadi menyusul adanya aksi tandingan yang digelar oleh dua kelompok massa yang berasal dari Ikatan Cendekia Cipayung (ICC) dan Aksi Mahasiswa Pasundan (AMP).

Mereka menggelar aksi di depan Gedung Sate. Mereka hanya berjarak beberapa meter dari mobil komando KAMI. Kelompok ini menolak deklarasi KAMI.

Awalnya, aksi ketiga kelompok itu berjalan lancar dengan pengawalan sejumlah petugas kepolisian. Masing-masing kelompok yang hadir pun menyuarakan aspirasinya.

Tapi kondisi tenang itu tak berselang lama. Peserta aksi dari KAMI menghampiri kedua kelompok lawannya itu hingga terjadi adu mulut dan pengusiran. Mereka mengusir dua kelompok itu karena dianggap mengganggu. 

Baca Juga: Deklarasi KAMI Tiba-tiba Dibatalkan, Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo: Saya Tersenyum 100 Kali

Penulis : Tito-Dirhantoro

Sumber : Kompas TV


TERBARU