Penolak Deklarasi KAMI Unjuk Rasa, Ternyata Dibayar Rp 100 Ribu
Politik | 9 September 2020, 04:30 WIB“Rp100 ribu,” jawab pemuda yang mengaku mahasiswa salah satu universitas di Bandung.
Ketika ditanya siapa yang menyuruh untuk menghalangi deklarasi KAMI, mahasiswa itu sempat mengaku tidak tahu.
Baca Juga: Deklarasi KAMI Jabar, Gatot Nurmantyo: Jangan Alergi dengan KAMI
Tapi, setelah didesak mahasiswa itu akhirnya menyebutkan nama orang yang menyuruhnya.
“Tujuannya kamu disuruh dan dibayar itu apa?” tanya orang yang mengintrogasi.
“Saya disuruh doang, enggak tahu apa-apa,” kata mahasiswa berambut gondrong itu.
“Disuruh tapi tidak tahu tujuannya. Kalau disuruh maling mau?” tanya seorang pria yang menginterogasi mahasiswa tersebut.
Seperti diketahui, kericuhan sempat mewarnai aksi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang digelar di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (7/9).
Baca Juga: Deklarasi KAMI di Bandung Tak Miliki Izin Kepolisian
Kericuhan terjadi menyusul adanya aksi tandingan yang digelar oleh dua kelompok massa yang berasal dari Ikatan Cendekia Cipayung (ICC) dan Aksi Mahasiswa Pasundan (AMP).
Mereka menggelar aksi di depan Gedung Sate. Mereka hanya berjarak beberapa meter dari mobil komando KAMI. Kelompok ini menolak deklarasi KAMI.
Awalnya, aksi ketiga kelompok itu berjalan lancar dengan pengawalan sejumlah petugas kepolisian. Masing-masing kelompok yang hadir pun menyuarakan aspirasinya.
Tapi kondisi tenang itu tak berselang lama. Peserta aksi dari KAMI menghampiri kedua kelompok lawannya itu hingga terjadi adu mulut dan pengusiran. Mereka mengusir dua kelompok itu karena dianggap mengganggu.
Penulis : Tito-Dirhantoro
Sumber : Kompas TV