Pesan Megawati: Dari Isi Kepala, KPK, Buku Soekarno, Hingga Susu
Politik | 21 Agustus 2020, 18:32 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memberikan sambutannya saat membuka Sekolah Partai Calon Kepala Daerah Angkatan I 2020 bagi calon kepala daerah yang akan diusungnya dalam Pilkada Serentak mendatang.
Dalam sambutannya yang ditayangkan secara virtual di akun resmi Youtube PDI Perjuangan, Jumat (21/8/2020), Megawati menekankan pentingnya rakyat bagi pemimpin.
"Please, dedikasi seluruh pikiran dan nuranimu bagi seluruh rakyat Indonesia. Kalau tidak mengerti, tanya pada yang mengerti. Jangan sok aksi," tukas Megawati.
"Kalau cuma aksi-aksian doang, jangan pernah berharap untuk dua kali. Tidak pernah saya berikan," ancam Presiden ke-5 RI ini.
Megawati mengisahkan perbicangannya dengan ayahnya, Presiden ke-1 RI Soekarno. Menurut sang Proklamator yang terpenting bagi pemimpin kepada rakyatnya adalah memberi makan.
Artinya, sepanjang pemimpin memberi makan rakyatnya, maka rakyat akan mencintai. Apalagi ditambah dengan kebutuhan lain rakyat, seperti pendidikan, kesehatan dan lainnya.
Menurut Megawati, pemimpin harus senang melayani rakyatnya. Harus memiliki semangat berdedikasi untuk tanah air.
"Apalagi yang akan saya berikan pada rakyat, apalagi yang bisa saya dedikasikan pada rakyat, apalagi yang bisa diimplementasikan," kata Megawati mencontohkan.
Baca Juga: Megawati Jadikan Risma, Azwar Anas dan Jokowi Contoh untuk Bakal Calon Kepala Daerah
Selain itu, untuk menjadi pemimpin, isi kepala calon kepala daerah juga harus berisi. Megawati menunjukkan buku-buku wajib yang harus dibaca oleh para peserta Sekolah Partai untuk menumbuhkan semangat berdedikasi kepada rakyat.
Seperti, Di Bawah Bendera Revolusi, Sarinah, Pidato Lahirnya Pancasila, Membangun Dunia Kembali, Indonesia Menggugat, hingga Mencapai Indonesia Merdeka.
"Bagaimana kalian memiliki inspirasi kalau pikiran kalian tidak ada isinya," kata Megawati.
Secara tidak langsung Megawati juga mengingatkan banyaknya pemimpin yang tidak berdedikasi kepada rakyatnya. Yang ada malah melakukan korupsi dan ditangkap KPK.
"Saya sangat sedih kalau di kalangan PDI Perjuangan ada yang diambil KPK. KPK itu saya yang buat loh, jangan lupa," tegasnya.
Megawati mempertanyakan pemimpin yang berani melakukan korupsi ketimbang memperhatikan rakyat yang memilihnya. Padahal sudah banyak lembaga yang mengawasi keuangan daerah.
"Bagaimana ya, kok kalian masih mau 'main'. Coba pikir," tukasnya.
Lebih lanjut, Megawati juga menyoroti, calon-calon kepala daerah yang bergender perempuan. Dia meminta, jika terpilih nanti untuk memperhatikan nasib calon anak bangsa agar tidak stunting dan kurang gizi.
"Bikin program! Bayi itu perlu susu ibu-ibu," ujarnya.
"Please, ini untuk kepentingan rakyat banyak. Kasihan mereka. Siapa yang menolong? Kalian. Nanti kalau sudah jadi. Sekarang pun boleh. Camkan itu," pesan Megawati kepada seluruh peserta Sekolah Partai.
Sekolah Partai secara Virtual
PDI Perjuangan menggelar sekolah partai untuk mempersiapkan para bakal calon kepala daerah yang diusung pada Pilkada 2020. Sebanyak 129 bakal calon kepala daerah dan wakilnya mengikuti sekolah partai Angkatan I secara virtual.
"Sekolah Partai ini sangat penting, terlebih tantangan kampanye yang dihadapi calon di tengah pandemi," kata Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dalam keterangan tertulis, seperti dikutip dari Kompas.com.
Hasto juga mengatakan, peserta sekolah partai diikuti oleh berbagai tingkatan pendidikan. Bakal calon kepala daerah dan wakil kepala daerahnya ada yang menamatkan pendidikan S3, S2, S1, D3 hingga SMA.
Baca Juga: PR Megawati untuk Calon Kepala Daerah, Apa Itu Hongitochten?
Menurut catatan Megawati, sekolah partai kali ini diikuti oleh bakal calon yang memiliki pendidikan yang lebih baik. Yakni 7 peserta berpendidikan S3, 44 peserta berpendidikan S2.
Kemudian, 62 peserta berpendidikan S1, 6 peserta berpendidikan D3, dan 9 peserta berpendidikan SMA.
"Ini sebuah kemajuan luar biasa dari PDI Perjuangan," ucapnya.
Karena, lanjut Mega, ketika masih partai masih bernama Partai Demokrasi Indonesia, bakal calon pemimpin daerah datang dari rakyat yang sisi pengetahuannya masih sangat rendah.
"Tetapi mereka yang berkeinginan untuk memimpin rakyat, banyak juga yang berhasil," ujarnya.
Penulis : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV