> >

Pesan Megawati: Dari Isi Kepala, KPK, Buku Soekarno, Hingga Susu

Politik | 21 Agustus 2020, 18:32 WIB
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. (Sumber: Dok Kompas.com)

"Saya sangat sedih kalau di kalangan PDI Perjuangan ada yang diambil KPK. KPK itu saya yang buat loh, jangan lupa," tegasnya.

Megawati mempertanyakan pemimpin yang berani melakukan korupsi ketimbang memperhatikan rakyat yang memilihnya. Padahal sudah banyak lembaga yang mengawasi keuangan daerah.

"Bagaimana ya, kok kalian masih mau 'main'. Coba pikir," tukasnya.

Lebih lanjut, Megawati juga menyoroti, calon-calon kepala daerah yang bergender perempuan. Dia meminta, jika terpilih nanti untuk memperhatikan nasib calon anak bangsa agar tidak stunting dan kurang gizi.

"Bikin program! Bayi itu perlu susu ibu-ibu," ujarnya.

"Please, ini untuk kepentingan rakyat banyak. Kasihan mereka. Siapa yang menolong? Kalian. Nanti kalau sudah jadi. Sekarang pun boleh. Camkan itu," pesan Megawati kepada seluruh peserta Sekolah Partai.

Sekolah Partai secara Virtual
PDI Perjuangan menggelar sekolah partai untuk mempersiapkan para bakal calon kepala daerah yang diusung pada Pilkada 2020. Sebanyak 129 bakal calon kepala daerah dan wakilnya mengikuti sekolah partai Angkatan I secara virtual.

"Sekolah Partai ini sangat penting, terlebih tantangan kampanye yang dihadapi calon di tengah pandemi," kata Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dalam keterangan tertulis, seperti dikutip dari Kompas.com.

Hasto juga mengatakan, peserta sekolah partai diikuti oleh berbagai tingkatan pendidikan. Bakal calon kepala daerah dan wakil kepala daerahnya ada yang menamatkan pendidikan S3, S2, S1, D3 hingga SMA.

Baca Juga: PR Megawati untuk Calon Kepala Daerah, Apa Itu Hongitochten?

Menurut catatan Megawati, sekolah partai kali ini diikuti oleh bakal calon yang memiliki pendidikan yang lebih baik. Yakni 7 peserta berpendidikan S3, 44 peserta berpendidikan S2.

Kemudian, 62 peserta berpendidikan S1, 6 peserta berpendidikan D3, dan 9 peserta berpendidikan SMA.

"Ini sebuah kemajuan luar biasa dari PDI Perjuangan," ucapnya.

Karena, lanjut Mega, ketika masih partai masih bernama Partai Demokrasi Indonesia, bakal calon pemimpin daerah datang dari rakyat yang sisi pengetahuannya masih sangat rendah. 

Penulis : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU