> >

Benarkah Makan Buah dengan Garam Bisa Merusak Kesehatan Ginjal?

Kesehatan | 3 Desember 2024, 13:57 WIB
Foto: Ilustrasi makan buah dengan garam. Benarkah makan buah dengan garam kabarnya bisa merusak ginjal? (Sumber: khymos)

JAKARTA, KOMPAS.TV -  Menambahkan garam pada buah-buahan tidak hanya mengubah rasa, tetapi juga nilai gizi yang masuk ke tubuh.

Cara mengonsumsi buah dengan menaburkan garam ini memang kerap ditemui. Namun benarkah makan buah dengan garam kabarnya bisa merusak ginjal?

Dokter spesialis penyakit dalam konsultan ginjal dan hipertensi RSCM, Pringgodigdo Nugroho menyampaikan, konsumsi buah secara umum baik untuk kesehatan ginjal.

Namun, tambahan garam pada buah-buahan berpotensi menyebabkan masalah pada organ ginjal dan kesehatan secara keseluruhan. "Buahnya baik, tambahan garam tidak," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Bagaimana Mengelola Asupan Garam untuk Mencegah Penyakit Ginjal

Pringgodigdo mengatakan, tambahan garam akan menambah asupan natrium dalam tubuh. Hal inilah yang berdampak kurang baik bagi organ ginjal. Saat tubuh kelebihan garam, ginjal akan dipaksa bekerja lebih keras untuk mengeluarkan garam.

Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, kondisi tersebut membuat jantung harus memompa darah lebih cepat, sehingga tekanan darah meningkat.

Tekanan darah yang tinggi lama-kelamaan juga akan merusak pembuluh darah pada ginjal. Akibatnya, kemampuan ginjal untuk menyaring zat semakin berkurang.

"Tambahan garam tidak baik, bisa menyebabkan asupan garam tinggi yang tidak baik untuk kesehatan ginjal," kata Pringgodigdo.

Senada, dokter dan ahli nutrisi Tan Shot Yen mengatakan, makan buah pakai garam akan meningkatkan risiko kelebihan garam. Bukan bertambah sehat, asupan garam berlebihan justru dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan.

"Sama gawatnya dengan kelebihan gula. (Gula dan garam) pasangan horor karenanya harus dikendalikan," jelasnya.

Tan menjelaskan, terlalu banyak garam akan membuat kadar kalium (potasium) dalam tubuh menjadi rendah, sehingga tekanan darah naik. Padahal, menurut dia, kadar kalium dan natrium (garam) dalam darah harus saling mengimbangi.

"Nah jika mesti (perlu asupan) rendah kalium caranya tidak boleh nambah garam. Seram, hipertensi memburuk nanti, "imbaunya.

Tan mengungkapkan, banyak mengonsumsi garam berpotensi merusak pembuluh darah, yang dapat berujung pada risiko pikun, hipertensi, penyakit jantung, stroke, sampai penyakit ginjal kronik.

Tidak hanya itu, asupan garam tidak terkontrol turut dapat mengundang masalah kesehatan lain, seperti kegemukan, kerapuhan tulang, dan kanker lambung.

Baca Juga: 5 Manfaat Mandi Air Garam untuk Kesehatan, Relaksasi Otot dan Saraf

Kementerian Kesehatan telah menganjurkan konsumsi garam sebanyak 2000 miligram natrium setiap hari, setara dengan 5 gram atau 1 sendok teh garam per orang per hari.

Tan menegaskan, anjuran yang dikonsumsi tersebut tidak hanya terbatas pada garam yang ditambahkan pada makanan. Karena dalam keseharian, kita juga mengonsumsi camilan, snack, dimana itu semua akan menambah porsi garam yang masuk dalam tubuh.

"Garam tidak cuma yang dibubuhkan di makanan atau lauk. Hati-hati banyak di produk kemasan dan cemilan," jelasnya.

 

Penulis : Ade Indra Kusuma Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU