> >

Hati-hati, 4 Makanan Ini Tidak Boleh Dicampur saat Makan Mi Instan

Kuliner | 12 Oktober 2024, 01:00 WIB
Ilustrasi mi instan. (Sumber: Shutterstock)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Siapa yang bakal menolak kalau diberikan semangkuk mi instan? Wah mi instan memang sudah menjadi makanan favorit banyak orang.

Apalagi mi instan hadir dalam berbagai rasa. Mi instan juga mudah diolah dan harganya murah.

Namun, kalau Anda suka makan mi instan baiknya jangan makan dengan sederet makanan ini.  

1. Nasi

Biasanya mi instan sendiri dijadikan lauk dan dimakan bersamaan dengan nasi, ternyata itu sangat berbahaya!

Menurut ahli gizi dokter  Samuel Oetoro, MS, Sp.GK., mencampur dua jenis makanan itu akan menimbulkan efek yang kurang sehat bagi tubuh.

"Mi instan itu mengandung karbohidrat dari tepung yang diolah berulang, ditambah lagi dengan nasi putih yang mengandung karbohidrat juga. Bila keduanya dimakan bersama, gula darah akan cepat naik," kata Dr Samuel Oetoro mengutip Sajian Sedap.

Baca Juga: Benarkah Americano Tanpa Gula Bisa Membantu Turunkan Berat Badan?

Selain itu, menurut ahli gizi dari Rumah Sakit MRCCC Siloam Semanggi ini, kebiasaan mengkonsumsi mi instan dicampur nasi hanya akan membuat tubuh terisi karbohidrat yang akan diubah menjadi gula.

Tubuh akan kekurangan zat gizi lain seperti mineral, protein, vitamin, dan lemak.

"Sudah makan nasi ditambahin lagi mi instan, itu parah. Jadi double karbohidrat," terangnya.

Jika Anda adalah termasuk orang yang doyan mengkonsumsi mie instan campur nasi putih, maka risiko menjadi pengidap diabetes akan meningkat, dibanding jika Anda banyak makan sayur dan buah.

"Penyakit yang akan cepat datang itu seperti diabetes, kencing manis dan lain sebagainya yang berkaitan dengan peningkatan gula darah," tuturnya.

Maka dari itu, Samuel menyarankan untuk tidak mengkonsumsi mi instan dibarengi dengan nasi putih.

Kalau pun Anda tidak bisa secara langsung menerapkannya karena sudah terlanjur ketagihan, cobalah untuk menguranginya.

Satu bungkus mi instan biasanya besar porsinya bervariasi, yaitu sekitar 75-90 gram.

Jumlah kalori sebungkus mi pun akan berbeda-beda, umumnya sekitar 350-500 kalori.

Jika dilihat dari ukuran rata-ratanya, mi instan yang beratnya 85 gram mengandung:

- Total 460 kalori
- 18,8 gram lemak
- 9 gram protein
- 66 gram karbohidrat

Sedangkan jika Anda mengambil secentong penuh nasi putih atau sekitar 100 gram, maka kandungannya:

- Total 175 kalori
- 0,2 gram lemak
- 4 gram protein
- 40 gram karbohidrat

Nah, ternyata kalori dalam mi instan saja sudah sangat banyak, bagaimana dicampur nasi putih?

2. Telur Setegah Matang

Ternyata makanan favorit kita ini bisa membawa dampak buruk untuk tubuh karena adanya zat avidin. Zat avidin yang terkandung dalam telur setengah matang sebenarnya bermanfaat untuk melindungi nilai gizi telur.

Namun, jika dikonsumsi berlebih harus dicermati karena berisiko adanya bakteri salmonella

Telur setengah matang dikhawatirkan mengandung bakteri salmonella yang berbahaya bagi kesehatan.

Mengutip Kompas.com, bakteri ini dapat mempengaruhi saluran usus dan menyebabkan masalah serius seperti dehidrasi berat.

Adanya kandungan ovomucoid dan melamin

Kandungan ovomucoid dalam telur setengah matang bisa memicu reaksi gatal-gatal hingga gangguan pernapasan.

Sedangkan kandungan melamin pada telur setengah matang dapat membahayakan organ ginjal apabila masuk ke dalam tubuh.

Untuk menyiasati ini, Anda bisa memasak telur hingga matang dan tidak terlalu sering mengonsumsi mie instan.

Dokter spesialis gizi klinik di RS Hermina Ciputat, dr Dian Permatasari mengatakan, aturan untuk mengonsumsi mi instan setidaknya 1 sampai 2 kali dalam seminggu bagi mereka yang sehat.

Ia mengatakan, saat konsumsi mi instan baiknya memperhatikan kandungan garam atau sodium pada kemasan. Sebab, satu bungkus mi instan mengandung garam atau sodium yang tinggi.

"Mi instan setiap kemasannya mengandung 300-400 kalori, hampir sama dengan makan nasi beserta lauk dan sayurnya. Seharusnya bisa menjadi pengganti makan besar, namun hati-hati dengan kandungan garam/sodium yang terlalu tinggi di setiap kemasannya," ujar Dian.

3. Kerupuk

Jika dilihat dari bahan dasarnya, kerupuk seperti makanan olahan dengan kandungan lemak yang tidak terlalu banyak. Kendati demikian, proses pengolahan yang tidak sehat membuat lemak dan kalori kerupuk melambung tinggi.

Ahli gizi Tan Shot Yen menjelaskan, kalori makanan ringan seperti kerupuk dan keripik tidak dapat dipandang sebelah mata.

Sebab, di balik renyahnya tiga buah kerupuk kaleng atau kerupuk mi berukuran sedang, dapat mengandung lebih dari 400 kalori.

Padahal, kebutuhan kalori orang dewasa dengan kondisi kesehatan normal di Indonesia rata-rata 2.000 kalori per hari.

"Kerupuk itu buat stimulasi oral. Orang jadi doyan makan kerupuk kasusnya sama, mengapa orang susah lepas dari rokok, sementara bayi dengan dot," ujar Tan mengutip Kompas.com.

Baca Juga: 7 Manfaat Kesehatan Minum Air Rebusan Sereh

4. Keju Cheddar

Melansir WebMD, keju cheddar memiliki kandungan lemak jenuh yang paling tinggi jika dibandingkan dengan produk olahan susu lainnya. Kandungan lemak jenuh yang tinggi ini bisa menaikkan level kolesterol sehingga meningkatkan kemungkinan untuk terkena penyakit jantung.

Tetapi tenang saja, menurut Report of the Dietary Guidelines Advisory Committee pada tahun 2015 seperti yang dilansir oleh Medical News Today, menyebutkan bahwa konsumsi kalori harian adalah sebesar 20 hingga 35 persen dan lemak jenuh sebesar 10 persen dari total kalori.

Medical News Today menambahkan bahwa jika seseorang membatasi asupan kalori harian sebesar 1800 kalori, maka jumlah lemak jenuh yang bisa dikonsumsi adalah 18 gram.

Keju cheddar memiliki sekitar 120 kalori dan 6 gram lemak jenuh sehingga masih diperbolehkan untuk dikonsumsi dalam jumlah yang wajar.

Jika tidak diperhatikan jumlah konsumsinya per hari, maka bisa meningkatkan risiko diabetes, obesitas, dan masalah jantung lainnya.

 

Penulis : Ade Indra Kusuma Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU