Faktor Kenyamanan Jadi Alasan Banyak Pasien Indonesia Berobat ke Luar Negeri
Kesehatan | 8 November 2023, 07:43 WIBKUALA LUMPUR, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo kembali mendorong agar rumah sakit di Tanah Air melakukan peningkatan dan perbaikan fasilitas.
Dalam catatannya ada hampir 2 juta lebih warga negara Indonesia memilih berobat ke luar negeri dan tiap tahunnya ada Rp100 trilun keluar untuk berobat ke luar negeri. Baik ke negara tetangga, Malaysia, Singapura hingga ke Jepang dan Amarika Serikat.
Hal itu diungkapkan Presiden Jokowi saat peletakan batu pertama Rumah Sakit Mayapada Hospital Nusantara di ibu kota Nusantara (IKN), Rabu (1/11/2023). Di bulan Maret 2023, Presiden Jokowi juga mengungkapkan hal yang sama.
Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan juga memilih dirawat di rumah sakit di Singapura. Alasannya agar proses pemulihan lebih optimal. Keluarga khawatir jika dirawat di rumah sakit dalam negeri, Luhut malah lebih sering mengurus kerjaan dibanding fokus pemulihan.
Pemulihan lebih optimal pastinya didukung dengan kenyamanan, fasilitas dan tenaga kesehatan yang benar-benar memprioritaskan kesembuhan pasien.
Baca Juga: Jokowi: Kita Kehilangan Rp170 Triliun Per Tahun Karena Warga Berobat ke Luar Negeri
Beberapa hari lalu KOMPAS TV berkesempatan ikut media familiarisation trip yang digagas Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC), lembaga pemerintah di bawah naungan Kementerian Kesehatan Malaysia yang bertanggung jawab mengkurasi perjalanan kesehatan.
Program yang dibuat MHTC memperkenalkan rumah sakit yang ada di Malaysia, sekaligus mengajak pasien dari luar negeri berwisata di Negeri Jiran. Ada 97 rumah sakit swasta yang ditangani oleh MHTC.
Direktur MHTC untuk Indonesia, Farah Delah Suhaimi menjelaskan pasien luar negeri yang berobat ke Malaysia memang lebih banyak datang dari Indonesia.
Untuk itu perlu informasi yang akurat tak hanya bagi masyarakat Indonesia yang ingin berobat ke Malaysia, tapi juga pasien lain dari luar negeri. Mulai dari rumah sakit rujukan sesuai dengan kondisi pasien, berapa anggaran yang diperluakan, hingga paket-paket yang ditawarkan rumah sakit.
Paket-paket ini ada yang memasukkan perjalanan buat pasien atau keluarga pasien untuk mengunjungi tempat-tempat populer di kota tujuan rumah sakit berada.
Baca Juga: IAKMI: Buat Orang Mampu, Pelayanan Ramah Jadi Faktor Orang Berobat ke Luar Negeri | BTALK
"Kami bukan untuk marketing, melainkan memberi informasi, alternatif dan opsi perawatan untuk pasien dari luar negeri yang ingin berobat ke Malaysia," ujar Farah, Rabu (1/11/2023).
Prioritas Kenyamanan
Pasien luar negeri yang ingin berobat di Malaysia akan mendapat pelayanan mulai dari bandara hingga ke rumah sakit.
Di beberapa Bandara di Malaysia sudah menyediakan tempat singgah bagi pasien. Seperti di Bandara Internasional Kuala Lumpur 2 sudah terdapat Malaysia Healthcare Lounge. Dari sana pasien akan dijemput pihak rumah sakit.
Dua rumah sakit yang dikunjungi dalam media familiarisation trip yakni Kumpulan Perubatan Johor (KPJ) Damansara Specialist Hospital (DSH) 1 di Jalan SS 20/10, Damansara Utama, Petaling Jaya, Selangor, Malaysia dan KPJ DHS 2 di Jalan Bukit Lanjan 3, Kuala Lumpur.
Head Marketing Communication RS Spesialis KPJ Damansara 1, Khalifah Daza menjelaskan mulai Januari hingga September 2023 ada 1,852 pasien dari Indonesia berobat di rumah sakit yang berdiri sejak 1997.
Di tahun 2022 ada 1,832 pasien dari Indonesia. Mulai dari pasien diabetes, jantung, kangker dan ortopedi hingga pelayanan bayi tabung atau fertilisasi in vitro (IVF).
Kepada pasien luar negeri, pihaknya memberi layanan eksklusif. Seperti tele-konsultasi, estimasi biaya perawatan, pengaturan transportasi dan akomodasi, perpanjangan visa, penerjemah bahasa, pertukaran mata uang, serta evakuasi medis.
Pihak rumah sakit juga akan berkomunikasi dengan agen asuransi untuk memastikan pasien dapat menjalani pembayaran tanpa uang tunai dengan lancar tanpa menggangu pemulihan.
"Kami bantu dan mudahkan pasien, kita sediakan money changer di RS agar pasien tidak keluar luar saat perawatan. Ada konsultasi mengenai estimasi pembayaran dari yang mahal, menengah dan murah. Kita buat hubungan dengan pasien seperti kawan," ujar Daza.
Baca Juga: Banyak Masyarakat Indonesia Memilih Berobat ke Luar Negeri, Kenapa? | 60 Menit Special Report
"Kita tidak memberi biaya tambahan untuk pelayanan-pelayanan untuk pasien. Kita tahu pasien dari luar negeri datang ke sini seperti sendirian, kita temani, kita ajak ke luar jalan-jalan," sambungnya.
KPJ Damansara 1 memiliki enam keunggulan spesialis kangker, bayi tabung atau fertilisasi in vitro (IVF), kardiologi atau jantung, ortopedi, bedah laparoskopi lanjut dan bedah obesitas (diabesitas), pediatri dan neonatologi.
Alat yang digunakan juga sudah mengikuti perkembangan teknologi di dunia kedokteran. Seperti Akselerator linier, Mesin angiografi, sensation open CT simulator, magnetic resonance imaging (MRI), Endoskopi spektrum penuh.
Rumah sakit ini juga pernah menyabet Planetree International/Certification for Excellence in Person-Centered Care (2018), sebuah penghargaan paling tertinggi di dunia mengenai perawatan yang berpusat pada manusia.
Penghargaan pediatri dan penyedia layanan oleh GlobalHealth Asia Pasifik (2021), Kesehatan Wanita dan penyedia layanan oleh GlobalHealth Asia Pasifik (2023).
Usung Rumah Sakit Modern
Pelayanan yang sama juga diberikan di KPJ Damansara 2. Perbedaanya rumah sakit yang dibuka pada Septermber 2022 ini memberikan sentuan berbeda untuk pasien yang berobat.
Kenyamanan mulai terlihat saat pasien masuk ke dalam rumah sakit yang berdiri di Jalan Bukit Lajan di Distrik Damansara.
Pasien tak perlu repot untuk mencari pusat informasi, meja resepsionis langsung bisa terlihat saat pasien masuk ke RS KPJ Damansara 2.
KPJ Damansara 2 di desain berbeda dengan RS umumnya. Bangunan menjulang tinggi dengan interior bak hotel bintang lima.
Kamar perawatan yang disediakan juga memberi kenyamanan bagi pasien dan keluarga. Tidak ada layanan kamar perawatan bersama, kecuali pasien anak.
Seluruh kamar di desain untuk satu pasien. Pasien bisa mendapat pendampingan khusus yang mendorong kesembuhan pasien. Ada juga kamar perawatan dengan menerapkan teknologi canggih perintah suara.
Kamar perawatan single bed standart mulai dari 250 Ringgit, untuk harga kamar VIP berkisar 1.500 Ringgit.
Chief Executive Officer (CEO) RS Spesialis KPJ Damansara 2, Tan Sok Kheng menjelaskan konsep yang ditawarkan DSH 2 yakni menggabungkan digital dan teknologi, yang dipadukan dengan staf, perawat, konsultan terlatih dengan baik dan berpengalaman.
Inspirasi di balik rumah sakit baru yang megah dan meninggalkan suasana perawatan kesehatan yang tradisional tak lain untuk meningkatkan pengalaman melalui sistem perawatan kesehatan yang benar-benar berpusat pada pasien.
"DSH2 adalah menciptakan lingkungan yang mendorong kesejahteraan dan pemulihan pasien. Dengan standar perawatan klinis dan pengalaman layanan pelanggan yang ditingkatkan, kami akan memastikan lingkungan yang penuh kasih dan memelihara sepanjang perjalanan perawatan," ujar Tan Sok Kheng.
Baca Juga: Rumah Sakit Indonesia Satu-satunya RS yang Masih Beroperasi di Utara Gaza, Terancam Kehabisan BBM
Tan menjelaksan DSH2 menjadi era baru bagi KPJ Healthcare, karena fasilitas yang diberikan mengadposi teknologi baru.
Semisal pengobatan presisi, diagnosis berbantuan teknologi, penyampaian perawatan pasien individual, menetapkan standar baru dalam perawatan klinis, fokus terhadap pasien dan pelanggan.
Berbagai fasilitas medis canggih, termasuk teknologi pencitraan canggih seperti mesin MRI Magnetom Lumina, Mesin Pemindai CT Somatom Dual Source, mesin Angiografi Azurion B20/15 untuk navigasi yang presisi, mesin Mammografi 3D Hologic Selenia Dimensions, Densitometri Tulang dengan Ultrasonografi, Mesin X-Ray Portabel, Ruang Operasi Digital, dan Cathlab juga tersedia di DHS 2.
Selain itu peralatan medis canggih, DSH 2 menawarkan berbagai fasilitas untuk menjamin kenyamanan dan keamanan pasien.
Seperti premier lounge, lingkungan penyembuhan dan menenangkan di seluruh rumah sakit, taman terapi dan herbal, klinis yang fleksibel, dan sistem pendaftaran dan prosedur saat pasien keluar rumah sakit yang cepat untuk memastikan proses yang lancar.
"Ada 74 dokter dengan 34 dokter tetap yang mendukung pelayan di KPJ Damansara 2, 54 klinik, enam laboratorium dan tujuh kamar operasi," ujar Tan.
Kendala di Indonesia
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menjelaskan memang tidak ada larangan untuk warga negara Indonesia berobat ke luar maupun dalam negeri.
Akan tetapi angka Rp167 triliun yang keluar dari 2 juta WNI berobat ke luar negeri menjadi perhatian serius Kemenkes.
Menurutnya ada beberapa kendala bagi masyarakat untuk berbat di dalam negeri. Seperti rujukan rumah sakit.
Dante mencontohkan warga Sumatera Utara lebih memilih berobat ke negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia dibanding dirujuk ke Jakarta. Begitu juga warga Kalimantan Barat lebih dekat ke Malaysia dibanding ke Jakarta.
Baca Juga: [FULL] Berobat ke Luar Negeri Lebih Mujarab, Benarkah? | BTALK
Namun untuk mutu dan kualitas dokter di Indonesia sama dengan dokter luar negeri karena setiap kampus kedokteran menggunakan kurikulum yang sama dengan kampus-kampus di luar.
Perbedaannya, sambung Dante, hanya soal pelayanan kepada pasien dan keramah tamahan tenaga kesehatan kepada pasien.
Di sisi lain rasio dokter dengan penduduk juga masih kurang yakni sebesar 0,62 per 1.000 penduduk. Menurut WHO 1 per 1.000 penduduk. Begitu juga dengan dokter spesialis kita juga masih kurang.
Hal ini yang membuat komunikasi dokter dengan pasien yang berobat sangat singkat.
"Karena pasien banyak maka dokter di Indonesia sedikit berkomunikasi dengan pasien. Beda dengan dokter-dokter di Malaysia, Singapura yang jumlah pasiennya dibatasi kemudian mereka melakukan komunikasi dengan pasien lebih banyak," ujar Dante di program B-Talk KOMPAS TV yang diunggah di Kanal YouTube KOMPAS TV, Kamis (16/3/2023).
Baca Juga: [FULL] Arahan Presiden Jokowi Saat “Groundbreaking” Rumah Sakit Mayapada di IKN
Dante menambahkan kurangnya komunikasi dokter dengan pasien ini sebenarnya bisa diatasi dengan informasi memberi informasi yang efektif. Hal ini akan membuat pasien nyaman berobat di Tanah Air.
"Tentang kualitas sarana prasarana dan kualitas dokter sama, antara di Indonesia dengan di luar negeri. Bahkan beberapa dokter di kita pasiennya itu berasal dari luar negeri. Tapi justru dokter kita diragukan dengan anggapan berobat di luar lebih baik, padahal enggak juga," ujar Dante.
Penulis : Johannes Mangihot Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV