Mengapa Tumpeng Identik dengan Perayaan 17 Agustus? Ini Penjelasannya
Cerita rasa | 13 Agustus 2021, 04:05 WIBBaca Juga: Saltena, Makanan Mirip Pastel yang Dimakan Dua Lipa
Kata selamatan merujuk pada harapan atas sesuatu yang belum dikerjakan atau belum terjadi, sementara syukuran merujuk pada sesuatu yang telah terjadi dan patut disyukuri.
“Misalnya Indonesia sudah merdeka, itu syukuran. Sedangkan selamatan misalnya meminta keselamatan bagi Indonesia ke depannya. Konsep bersyukur dan meminta apa pun selalu berkaitan dengan Tuhan,” paparnya.
Menilik dari filosofinya, nasi tumpeng merupakan sebuah representasi antara hubungan manusia dengan Tuhan, serta manusia dengan sesamanya. Hal ini digambarkan dengan bentuknya yang kerucut menyerupai gunung.
Dalam kitab dari zaman Majapahit, Kitab Tantupanggelaran, diceritakan bahwa Pulau Jawa pernah mengalami guncangan. Kala itu, Batara Guru memerintahkan Brahma dan Wishnu untuk membawa puncak Mahameru yang ada di India ke Pulau Jawa, tepatnya di Jawa Timur yang kini menjadi Gunung Semeru.
Baca Juga: Sedang Populer, Ini 3 Resep Makanan yang Cocok untuk Dijual Offline Maupun Online
Hingga kini, puncak Mahameru dipercaya sebagai tempat para Dewa. Dengan demikian, manusia menyebutnya sebagai konsep Ketuhanan sebagai sesuatu yang tinggi, besar, dan memiliki puncak.
Demikian pula nasi tumpeng yang memiliki bentuk menyerupai gunung, sebagai simbol syukur saat merayakan sesuatu dan bentuk harapannya kepada Tuhan.
Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas.com