Acta Est Fabula
Opini | 10 November 2023, 00:30 WIB***
Suatu hari, kata Suetonius, menjelang kematiannya, Octavianus yang terbaring tak berdaya di tempat tidurnya mengatakan: “Acta est fabula. Cheers!” (Pentas sudah berakhir. Tepuk tanganlah”).
Octavianus meninggal 14 Agustus 14 di Nola, Campania (wilayah di Italia Selatan daerah pegunungan dan berbukit-bukit yang mencakup empat propinsi: Avellino, Benevento, Caserta, dan Napoli).
Di hari-hari akhir hidupnya, Octavianus selalu bertanya, apakah ada kebahagiaan selain untuk dirinya. Apakah rakyat juga bahagia hidupnya? Ia juga selalu minta sisir dan cermin untuk mematut-matut diri.
Lalu, Octavianus mengundang teman-temannya masuk ke dalam kamarnya. “Apakah saya telah memainkan komedi kehidupan dengan baik. Kalau memang baik, tepuk tanganlah. Dan, temani saya untuk bergembira-ria.”
Kepada istrinya, Livia Drusilla, Octavianus berpesan: “Litvia, hiduplah dengan senantiasa mengutamakan persatuan kita. Selamat tinggal.”
Kata Suetonius, dua kali Octavianius ingin menghidupkan kembali Republik Romawi. “Saya benar-benar ingin menghidupkan republik pada tempatnya dengan sehat dan tanpa cidera (berjalan baik sesuai ketentuan konstitusi serta memberikan kemakmuran pada seluruh rakyat dan tidak korup) dan rakyat menikmatinya. Saya akan dicatat sebagai pendiri negara yang unggul. Semoga setelah saya meninggal fondasi negara yang saya letakkan tetap kokoh.”
Suetonius mengisahkan, Octavianus memenuhi janjinya. Dengan segala daya dan upaya, bekerja keras membangun negara agar rakyat tidak mengeluh. Ia memberikan kemakmuran pada rakyatnya; menjadikan negara aman.
Satu-satunya kemunduran di zaman Octavianus adalah kekalahan Romawi pada perang di HutanTeutoburg, tahun 9 M. Tentara Romawi dikalahkan pasukan Germania. Akibatnya perbatasan Romawi harus mundur ke sebelah timur Sungai Rhine.
Karena kekalahan itu, Octavianus sangat terpukul. Karena saking kecewa, di kamarnya, ia selalu membentur-mbenturkan kepalanya ke tembok dan berteriak: “Kembalikan pasukanku…”
***
Mungkin penonton tak ingat kisah Kaisar Octavianus itu. Tapi, komentarnya, “Lo specttacolo e arrivito alla fine, applaudite,” seakan menghidupkan lagi Octavianus.
Tapi, seorang pradangga yang pernah belajar gamelan jawa dan calung banyumasan, Daniele Zappatore mengatakan, “Lo spettacolo non e ancora finito”, pertunjukan belum berakhir. Kami masih akan main di Palermo…
Memang, “spectaculum est super adhuc”, pertunjukan belum berakhir….
Penulis : Redaksi-Kompas-TV
Sumber : Kompas TV